Elegi Bustami dan David Beckham

Betapa tidak, Bustami yang seharusnya menjadi elkapiten dalam tim birokrasi Aceh, justru ‘diletakkan’ dalam bench pemain cadangan, seperti yang dialami Beckham. Bustami tiba tiba ‘terkurung’ dalam riuh rendahnya roda pemerintahan Aceh.

Iklan Baris

Lensa Warga

FEBRUARI 2003, ruang ganti Stadion Old Trafford Manchester senyap. Para pemain super klub The Red Devils Manchester United seperti, kiper Fabien Barthez, defender Rio Ferdinand dan Michael Silvestre, second striker Olle Gunnar dan David Robert Yosep Beckham atau David Beckham baru saja dirundung duka mendalam dihajar 2-0 oleh tamunya The Gunners Arsenal yang tampil tanpa dua bintangnya Theiry Hendry dan Dennis Bergkamp. Dua gol itu dicetak oleh Sylvian Wiltord dan Edu. Man United seperti ditampar dengan keras, karena mereka tampil di kandang keramatnya Old Trafford dan lawan tampil tanpa juru gedor.

Dengan muka merah padam, sang arsitek tim yang memang sangat legendaris, Sir Alex Ferguson yang akrab disapa Fergie memburu ke ruang ganti meluncur dari sintel ban. Ia lansung menumpahkan sumpah serapah, dengan dalih Solkjaer dkk tampil buruk dan tidak melakukan pengawalan maksimal hingga dua gol tercetak mudah.

Fergie benar benar di luar kontrol, ia lalu menendang dua sepatu bot di dekatnya–yang ternyata milik Olle Gunnaar Solkjaer–hingga kedua sepatu itu terbang melayang. Salah satunya menerjang pipi sang mega star Beckham. Sontak terjadi debat panas antara Beckham dengan the boss Fergie, karena tak mau menerima tindakan yang menurutnya di luar batas.

Hasilnya, hubungan Beckham dengan Fergie membeku. Namun Fergie sang bos seperti tak tersentuh di posisinya sebagai allenatore United hngga kelak mencapai 32 tahun. Nasib Beckham yang sedang bersinar terang langsung redup. Ia yang biasanya masuk starting line up arau starting eleven, lebih sering duduk manis di bench cadangan.

Walhasil, di akhir musim Beckham harus angkat kaki dari Old Trafford menuju mega klub Real Madrid hingga ia bersinar lagi, dengan kompatriot baru seperti Luiz Figo, Zidane, Ronaldo dan winger legendaris Roberto Carlos. Beckham menutup karir manisnya di LA Galaxi Liga Amerika dan bermukim di Los Angeles bersama isterinya Victoria mantan vokalis  Spiece girl.

Dalam konteks birokrasi di Aceh, mungkin nasib Beckham sama dengan Bustami Hamzah yang kala itu menjadi Sekda Aceh. Ya….sudah menjadi rahasia umum, jika Bustami yang dilantik menjadi Sekda Aceh oleh Pj Gubernur Achmad Matzuki tanggal 8 September 2022, justru tiba tiba menjalani perang dingin dengan sang pelantik.

Baca Juga:  BNNK Pidie Musnahkan Sabu 44,24 Gram dari BB Hasil Kejahatan

Betapa tidak, Bustami yang seharusnya menjadi elkapiten dalam tim birokrasi Aceh, justru ‘diletakkan’ dalam bench pemain cadangan, seperti yang dialami Beckham. Bustami tiba tiba ‘terkurung’ dalam riuh rendahnya roda pemerintahan Aceh. Bukan rahasia lagi, jika tugasnya diambil alih oleh para pendampingnya. Butami seperti kehilangan jalur komando menuju tataran OPD serta lainnya. Ia menjalani sepi di ruang kerjanya di lantai 2 Kantor Gubernur Aceh. Bahkan beberapa kalangan terkesan enggan bersentuhan dengan Bustami, dengan alasan tak enak kalau tahu sang bos.

Tapi Bustami adalah petarung dalam senyap. Ia tidak seperti Beckham yang lari meninggalkan badai. “Jujur saja, saya bukan sosok yang meninggalkan badai. Saya akan menjalaninya sesuai dengan kemampuan yang diberikan oleh Yang Maha Kuasa. Bahkan hingga badai itu berlalu. Tentu saja dengan rasa syukur yang tiada henti,” kata Bustami saat menerima secara khusus audiensi Forum Pemred Aceh, di awal Oktober 203 lalu. Ya..Siang itu, Selasa (03/10/2023) Bustami terlihat sangat santai dan tanpa beban. Padahal pusaran konflik kala itu sedang menuju puncak eskalasi.

Bagi seorang Bustami, semua itu tak lepas dari wasiat sang ibu,yang ia berjanji akan memegangnya hingga ajal menjemput. “Nak, ada tiga hal yang akan singgah di dalam hidup mu, rezeki, jodoh (pertemuan) dan maut. Suka tak suka, ia akan mampir di dalam hidup mu. Jalani lah dengan ikhtiar dan tawaqal sembari berserah diri kepada Allah penguasa sekalian alam.”

Wasiat itulah yang membuat Bustami berkomitmen tak akan pernah meninggalkan badai, hingga badai itu berlalu. Wasiat itu adalah motivasi yang akan dipegang sepanjang hayat dikandung badan.

Bagi pria yang lahir di Gampong Nicah Kecamatan Peusangan, Bireuen tanggal 22 Juli 1967 itu, dalam kondisi apapun harus dijalani sesuai dengan segenap kemampuan, dan tentu saja menurut porsi tugas yang diemban.

Menurut mantan Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Aceh dan juga mantan Komisaris Utama Bank Aceh itu, sejauh ini dua wasiat sang ibu telah ia rengkuh dan jalani. Soal rezeki dan jodoh. Lelaki yang sempat menghilang dari hiruk pikuk birokrasi Pemerintah Aceh itu, terhitung telah punya segalanya. Termasuk soal rezeki dan jodoh serta ikutan dari kedua itu, “Saya kini tinggal menanti el maut. Dan itu sifatnya pasti, namun tetap menjadi rahasia Allah. Jadi kini tinggal menjalaninya saja,” kata suami dari Melani Subarni tersebut.

Baca Juga:  Jokowi Jawab Desakan Nonaktifkan Pimpinan KPK soal Isu Pemerasan SYL

Bustami Hamzah saat dilantik oleh Mendagri Tito Karnavian.

Bustami yang ‘turun gunung’ ke altar Birokrasi Pemerintah Aceh itu, menyadari secara penuh jika tak semua itu seperti dalam koridor ekspektasi. Karena hidup dan karir ibarat roller coaster yang berputar kadang mendebarkan jantung. Toh karena telah ‘naik’, maka semuanya harus dijalani. “Saya nikmati, saksikan serta jalani saja semuanya. Namun satu yang harus diingat, sebagai bagian dari sistem, saya harus menjalani sistem itu secara penuh, termasuk memenuh instruksi pimpinan. Kita harus bersikap profesional, dan itu rasanya tak ada tawar menawar,” kata Bustami yang dikenal tegas dalam memegang prinsip.

‘Konflik’ Bustami dengan Achmad Marzuki memang berbeda dengan Beckham dan Fergie. Dalam konteks insiden Old Trafford Beckham lah yang meninggalkan badai. Namun daam konteks skuad Pemerintah Aceh, justru ‘entrenador’ Achmad Marzuki yang akhirnya berpindah posisi.

Usai dilantik menjadi Pj Gubernur Aceh oleh Mendagri, Rabu (1/3/2024) Bustami kini, bukan hanya menjadi el kapiten namun juga pelatih merangkap pemain. Bustami punya kewenangan penuh untuk membentuk skuad yang tangguh, loyal dan melayani.

Sebagai pemegang tongkat komando dan sempat mengamati panggung dari ‘bangku cadangan’, Bustami tentu tahu persis siapa yang loyal dan meloyal loyalkan dri.

Sekali lagi Bustami juga tahu persis siapa yang pantas masuk starting line up untuk sebuah kerja maksimal, kolaboratif dan terbentuknya super tim. Bustami pula yang tahu siapa yang harus masuk bench cadangan atau bahkan dijadikan cadangan abadi. Selamat bertugas Aduen Bustami. Anda mengakhiri badai dengan elegant, bak seorang petarung gladiator.

* Pemred Acehherald.com. Ketua Forum Pemred Aceh

Kata Kunci (Tags):
sekda aceh, bustami hamzah, pj gubernur aceh, mendagri tito karnavian

Berita Terkini

Haba Nanggroe