Distanpan Abdya Bentuk Empat Posko Pengaduan PMK, Peternak Diminta Melapor ke Posko

BLANGPIDIE I ACEH HERALD DINAS Pertanian dan Pangan (Distanpan) Abdya membentuk empat posko pengaduan adanya paparan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sapi dan kerbau di Abdya. Sebagai upaya langah cepat untuk mengantisipasi serta menanggulangi ternak yang terpapar PMK di kawasan Abdya. Hal itu dikatakan Kabid Peternakan, drh Laili Suhairi, Sabtu (11/06/2022) petang. … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Ilustrasi sapi terpapar PMK

BLANGPIDIE I ACEH HERALD

DINAS Pertanian dan Pangan (Distanpan) Abdya membentuk empat posko pengaduan adanya paparan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak sapi dan kerbau di Abdya. Sebagai upaya langah cepat untuk mengantisipasi serta menanggulangi ternak yang terpapar PMK di kawasan Abdya.

Hal itu dikatakan Kabid Peternakan, drh Laili Suhairi, Sabtu (11/06/2022) petang. Dirincikan, pos pengaduan PMK itu sudah dibentuk sejak tanggal 30 Mei 2022 lalu. Dengan rincian lokasi, pertama, Posko Induk di Distanpan Abdya di Padang Meurantee, Susoh. Posko Wilayah I di Puskeswan Babahrot, wilayah kerja Kecamatan Babahrot, Kuala Batee dan Jeumpa. Posko Wilayah II di Puskeswan Blangpidie, wilayah kerja Kecamatan Blangpidie, Susoh dan Setia, dan terakhir Posko Wilayah III di Puskeswan Manggeng, wilayah kerja Kecamatan Tangan-Tangan, Manggeng dan Lembah Sabil.

Seperti diberitakan, mengutip dari sumber-sumber, secara umum, PMK menimbulkan beberapa gejala klinis yang sama. Berikut di antaranya:

– kepincangan;

– air liur berlebih atau berbusa;

– pembengkakan kelenjar submandibular;

– lepuh di sekitar mulut, lidah, gusi, nostril, kulit sekitar teracak, dan puting;

– hewan terlihat lemah;

– sering berbaring;

– demam hingga 41 derajat Celcius.

Akan tetapi, pada masing-masing hewan, gejala klinis akan memiliki perbedaan satu sama lain.

Gejala PMK pada sapi biasanya akan terlihat lebih jelas dibandingkan pada hewan lain.

Berikut di antaranya:

– hipersaliva atau produksi air liur berlebih;

– pincang;

– pembengkakan kelenjar submandibular;

– sering berbaring;

– nafsu makan menurun;

– lepuh pada mulut dan teracak kaki;

– suhu tubuh sekitar 40-41 derajat Celcius;

– produksi susu pada sapi perah menurun drastis.

Lesi pada mulut sapi mulanya akan berwarna putih dan berisi cairan. Lambat laun, lesi berkembang hingga mencapai ukuran diameter 3 sentimeter.

Baca Juga:  Wakili Pj Bupati Aceh Besar, Kadisparpora Buka Mubes ke-5 Ippermata

Sejumlah lesi tersebut kemudian akan bergabung menjadi satu dan membentuk lepuhan yang besar. Lepuhan yang pecah akan meninggalkan bekas luka.

Selain pada mulut, lesi juga akan muncul pada kaki. Hal ini membuat sapi merasa kesakitan dan sulit untuk berdiri, apalagi berjalan.

Lesi juga akan ditemukan pada bagian puting dan ambing.(*)

 

Penulis : Zainun Yusuf (Aceh Barat Daya)

Berita Terkini

Haba Nanggroe