BANDA ACEH I ACEH HERALD.com – Klub Rapai Debus Rimueng Daya tampil di Anjungan Utama PKA ke-8 Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) di Taman Sulthanah Safiatuddin, Banda Aceh, Selasa (7/11/2023) malam nanti.
Salah satu klub debus terkenal dengan suguhan atraksi yang sangat mengerikan dari negeri berjuluk Breuh Sigupai itu, pembentukannya diprakarsai oleh mantan Wakil Bupati Abdya, Muslizar MT.
Klub Rapai Rimueng Daya dengan komposisi pengurus: Ketua–Tomi, Wakil Ketua–Muzawir, Sekretaris–Abdul Karim. Kalifah–Zainal Abidin, Bustaman, Safaruddin, M Yusuf R, dan Kasem.
Wakil Ketua Bidang Sekretariat Abdya, Usmadi, S.Pd., kepada Aceh Herald.com, Selasa siang menjelaskan, Rapai Debus Rimueng Daya tampil di Anjungan Utama pada Selasa malam nanti, sekira pukul 20.00 WIB.
Bisa dipastikan atraksi debus di Anjungan Utama PKA ke-8 Kabupaten Abdya itu akan menyedot penonton dalam jumlah besar.
Betapa tidak, klub debus bermaterikan 20 pemain itu akan unjuk kelihaian dalam permainan senjata tajam yang mampu membuat jantung berdebar kencang siapapun yang menyaksikannya.
“Atraksi pemain sangat mengerikan, karena ada atraksi pemain digergaji hidup-hidup dengan mesin pemotong kayu (Chainsaw), aksi pemain potong lidah mengunakan senjata tajam serta pemain dibakar hidup-hidup atau berjalan di atas bara api dan duri,” papar Usmadi.
Rapai Debus merupakan warisan budaya yang masih terpelihara dan sangat terkenal di Abdya atau di wilayah pantai barat selatan Aceh. Dan debus masuk kelompok kesenian WBTB (Warisan Budaya Tak Benda) atau budaya bukan benda tapi tetap terpelihara dengan baik, termasuk Rapai Geleng.
Debus merupakan kesenian tradisional yang menggabungkan seni, agama dan ilmu kebal (ilmu metafisik). Dalam penampilannya, debus dipimpin seorang khalifah yang bertanggungjawab penuh terhadap keselamatan pemain dalam aksi penggunaan senjata tajam di atas pentas yang disaksikan khalayak.
Debus Rimueng Daya bermaterikan 20 pemain, terdiri dari Abdul Karim sebagai pelatih seni debus pedang, Kalifah Radat masing-masing Bustaman, M Yusuf R, dan Safarudin dengan Kaifah Apet, M Rasem. Sedangkan para pamain dengan menggunakan senjata tajam berbahaya.
Seperti atraksi yang akan dilakoni Usman di Anjungan Utama malam ini adalah memotong tubuh manusia dalam keadaan hidup-hidup menggunakan gergaji mesin atau chainsaw, Hamdi akan berjalan di atas bara api, Zainal Abdidin melintasi duri tanaman yang keras, dan tidak ketinggalan Imam Samudra akan mempertotonkan membor tubuh dengan alat debus dari bor besi.
Sedangkan Abdul Rahman akan mempertotonkan kemampuan mematahkan besi, Hermansyah menggunakan alat debus bambu runcing serta Abdul Tari memperlihatkan kemampuan memutuskan rantai besi. Sementara permainan debus akan dimainkan oleh Jamaris, Ismail N, Suling, Jamaluddin, Saputra, Adila Md, Saputra dan Abdullah.
Enggrang Raih Juara III
Kontingen PKA ke-8 Kabupaten Abdya tahun 2023 beranggtakan 304 orang sejak dibuka acara tanggal 4 November lalu telah mengikuti serangkaian perlombaan dan atraksi.
Seperti dijelaskan Anggota Panitia, Ahar Abbas bahwa memasuki hari ketiga, Selasa (7/112023) tadi, Tim Kabupaten Abdya meraih Juara III Lomba Enggrang yang digelar di bantaran Krueng Lamnyong.
Sedangkan Juara I dan II dimenangkan Tim Kabupaten Simeulue dan Kabupaten Aceh Barat.
Tim Abdya pada hari ketiga Selasa siang tadi, juga mengikuti Lomba Boeh Gaca di Museum Aceh. “Lomba boeh gaca belum ada pengumuman juara,” kata Azhar Abbas.
Sementara Tim Abdya juga mengikuti Lomba Tari Kreasi Baru di Indoor Taman Budaya yang digelar Selasa malam, nanti.
Jadwal tampil tim Abdya dalam ajang PKA ke-8 untuk Rabu (8/11/2023) besok dijadwalkan, yaitu Lomba Seumapa (balas pantun) di Panggung Arena Taman Budaya, Seni Tutur tradisi di Panggung Arena Taman Budaya.
Juga direncanakan mengikuti Lomba Catoe Rimueng di Meuseum Aceh, Lomba Engklek di Meuseum Aceh. Tanggal 9 November mengikuti Lomba Peuayoen Aneuk di Arena Pagung Taman Budaya dan Lomba Mengarang dan Baca Hikayat di Taman Budaya.
Selanjutnya tanggal 10 November, peserta PKA Abdya mengikuti pertunjukan Tari Tradisional Indoor Taman Budaya.
Dan tanggal 11 November mengikuti Lomba Permainan Gasing di Meuseum Aceh, dan Petujukan Musik Tradisional di Tarasa Panggung Utama.
Penulis: Zainun Yusuf (Aceh Barat Daya)