Dari Audit Stunting di Lhokseumawe, Walikota; Masih Ada Rumah tanpa MCK?

LHOKSEUMAWE | ACEHHERALD.com – Perilaku hidup sehat dan bersih masyarakat menjadi hal yang paling utama yang harus dibenahi, kata Pj Walikota Lhokseumawe Dr Imran saat membuka Diseminasi Audit Kasus Stunting Lhokseumawe tahap 1 tahun 2022, Kamis (24/11/2022). Acara yang digelar di Aula Kantor Walikota itu dilaksanakan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Dan Pengendalian Penduduk, dan … Read more

Walikota Lhokseumawe Dr Imran bicara tentang stunting. Foto Ist

Iklan Baris

Lensa Warga

LHOKSEUMAWE | ACEHHERALD.com – Perilaku hidup sehat dan bersih masyarakat menjadi hal yang paling utama yang harus dibenahi, kata Pj Walikota Lhokseumawe Dr Imran saat membuka Diseminasi Audit Kasus Stunting Lhokseumawe tahap 1 tahun 2022, Kamis (24/11/2022).

Acara yang digelar di Aula Kantor Walikota itu dilaksanakan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Dan Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Lhokseumawe.

Walikota Imran menjelaskan secara rinci faktor yang menyebabkan stunting, cara pengantisipasinya juga disampaikan apalagi ini sudah menjado program prioritas nasional.

Lalu apa yang menjadi persoalan di Lhokseumawe dan harus segera dicari jalan keluarnya?. Di daerah ini masih rumah yang belum memenuhi standar kesehatan. Seperti masalah fasilitas Mandi, Cuci, Kakus (MCK), masalah air bersih yang jadi persoalan.

Menurut Imran seperti dikatakan Kabag Humas Pemko Lhokseumawe, Drs Marzuki, tidak semua rumah di Kota Lhokseumawe memiliki sumur serta ketersediaan air bersih. Hal lain berupa kesadaran masyarakat dalam.menjaga kebersihan.

Di samping itu, katanya, masih ada masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Hal lain adalah kesadaran untuk datang ke posyandu, kurang asupan gizi pada anak-anak, masalah ibu hamil melahirkan dan sudah melahirkan yang enggan melakukan imunisasi, serta perilaku hidup sehat harus ditingkatkan, katanya.

“Secara langsung atau tidak hal-hal tersebut menyebabkan kurangnya asupan gizi yang menyebabkan stunting pada anak,” katanya.

Imran mengajak dinas terkait dan seluruh unsur masyarakat untuk berperan aktif melakukan pencegahan dan penanganan kasus gagal tumbuh pada anak atau stunting menjadi agenda pembangunan nasional.

Pemerintah Indonesia menargetkan dapat menurunkan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024. Berdasarkan data dari pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat data stunting tahun 2022, Kota Lhokseumawe memiliki prevalensi sebesar 9,9 persen, ujar Imran.

Baca Juga:  KPK Masuk Sekolah di Aceh, Ada Apa?

Sementara itu, Kepala Dinas DP3APPKB Kota lhokseumawe Dra. Mariana Affana mengatakan audit kasus stunting bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui penyebab risiko stunting. Hasil identifikasi dilakukan analisis guna memberikan rekomendasi sebagai upaya pencegahan yang harus dilakukan.
Sekretaris BKKBK Provinsi Aceh, Husni Thamrin, SE. MM, menyampaikan intervensi yang dilakukan sasaran utama ada tiga yaitu ibu hamil, ibu nifas, dan kesehatan ibu dan bayi serta perkembangan anak setelah dilahirkan, dengan dilakukan pemeriksaan ulang setiap 3 bulan sekali.

Penulis : Yuswardi

Berita Terkini

Haba Nanggroe