BANDA ACEH | ACEH HERALD — Secara umum penderita Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Aceh tidak menunjukkan gejala berat atau lebih dikenal dengan orang tanpa gejala (OTG), sehingga pemakaian tempat tidur rumah sakit relatif rendah, kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Aceh, Saifullah Abdulgani.
Namun demikian, kata SAG, sampai Jumat (12/2/2021) masih ditemukan delapan kasus baru positif terinfeksi virus corona ditemukan di lima kabupaten dan kota. Namun, mereka juga tidak harus dirawat inap di Rumah Sakit.
“Pasien Covid-19 yang mengisi tempat tidur rumah sakit rujukan hanya sekitar 16% dari kapasitas yang tersedia,” ujar Juru Bicara yang lebih dikenal SAG itu.
Ia menjelaskan, kapasitas TT rumah sakit rujukan yang dipersiapkan untuk penderita Covid-19 di seluruh Aceh mencapai 744 TT. Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, sebagai rumah sakit rujukan utama, menyediakan 93 TT. Sisanya, sebanyak 651 TT tersebar di pelbagai RSUD kabupaten/kota.
Sementara pasien Covid-19 yang mengisi TT saat ini hanya 76, atau 16% dari kapasitas TT yang tersedia. Mereka yang memiliki gejala berat dirawat di ruang intensive care unit (ICU) sebanyak lima orang. Sedangkan 71 penderita lainnya gejala sedang dan ditempatkan di ruang perawatan isolasi.
Menurut SAG, rendahnya penggunaan TT rumah sakit merupakan khabar baik di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Hal itu mencerminkan rendahnya kasus Covid-19 dengan gejala sedang dan berat di Aceh. Tetapi, banyaknya OTG yang melakukan isolasi mandiri di luar rumah sakit juga merupakan tantangan tersendiri.
Tantangan bagi OTG wajib melakukan isolasi mandiri secara disiplin sesuai petunjuk tenaga medis yang merawatnya. Apabila mereka tidak disiplin dan mencuri-curi kesempatan berkeluyuran dapat menjadi ancaman bagi masyarakat di sekitarnya.
Sementara tantangan bagi masyarakat, mendukung OTG melakukan isolasi dengan ikut melakukan pengawasan. Relawan Covid-19 gampong, geuchik, dan tokoh masyarakat, hendaknya pro aktif dan segera melaporkan kepada petugas Puskesmas terdekat apabila ada penderita Covid-19 yang berkeliaran di tengah masyarakat.
“Masyarakat dapat melakukan pengawasan untuk mengamankan lingkungannya tapi tidak boleh mengambil tindakan di luar kepatutan. Sebaiknya membuat laporan kepada petugas kesehatan terdekat,” kata SAG mengingatkan.
Penulis M Nasir Yusuf