Bos NATO Sebut Siap Bentrok Langsung dengan Rusia, Jadi PD 3?

JAKARTA | ACEHHERALD – Ketua Komite Militer NATO Rob Bauer mengutarakan kesiapan aliansi itu dalam menghadapi konfrontasi langsung dengan Rusia. Hal ini terjadi saat hubungan antara NATO dan Moskow berada dalam titik terpanas akibat perang di Ukraina. Dalam sebuah wawancara dengan TV RTP Portugal, Bauer mengatakan bahwa pihak NATO sudah mempersiapkan hal ini dengan membentuk sejumlah kelompok … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

JAKARTA | ACEHHERALD – Ketua Komite Militer NATO Rob Bauer mengutarakan kesiapan aliansi itu dalam menghadapi konfrontasi langsung dengan Rusia. Hal ini terjadi saat hubungan antara NATO dan Moskow berada dalam titik terpanas akibat perang di Ukraina.

Dalam sebuah wawancara dengan TV RTP Portugal, Bauer mengatakan bahwa pihak NATO sudah mempersiapkan hal ini dengan membentuk sejumlah kelompok pertempuran di sepanjang sayap timurnya. Ia memaparkan pakta pertahanan itu akan menambah lagi kekuatan di Slovakia, Hungaria, Rumania, dan Bulgaria.

“Saya pikir itu adalah pesan penting bagi Rusia, bahwa postur kita telah berubah, untuk menunjukkan kepada mereka bahwa kita siap jika mereka memiliki ide untuk datang ke NATO,” ujar Bauer kepada media itu, dikutip Russia Today, Senin (30/1/2023).

“Ini adalah sinyal penting bagi Rusia bahwa kami siap jika mereka memutuskan untuk mengejar NATO. Ini adalah garis merah. Jika ada garis merah, maka Rusialah yang melintasi perbatasan kami,” tambah laporan lainnya dari media Ukraina, Ukrainska Pravda.

Bauer melanjutkan dengan mengatakan bahwa selama beberapa dekade, banyak negara NATO mengira merekalah yang dapat memutuskan kapan dan di mana akan mengerahkan pasukan mereka. Namun saat ini, dengan situasi serangan Rusia ke Ukraina, Bauer menuturkan bahwa Moskow memiliki peranan besar untuk mendorong sikap militer aliansi itu.

“Fakta bahwa musuh Anda memiliki senjata yang lebih baik, itu bukan masalah musuh, itu masalah Anda,” kata Jenderal Belanda itu.

“Barat dan Rusia sama-sama menghadapi kebutuhan untuk meningkatkan upaya pembuatan senjata dan peralatan. Negara-negara NATO membutuhkan untuk berdebat tentang prioritas produksi militer. Ini berarti berbicara tentang ekonomi masa perang, tetapi di masa damai.”

Rusia sendiri menyerang Ukraina sejak Februari tahun lalu karena niatan Kyiv untuk bergabung dengan NATO. Aliansi ini telah lama dipandang menjadi rival Moskow sehingga masuknya Ukraina dalam NATO dianggap Kremlin sebagai sesuatu yang menjadi ancaman keamanannya.

Baca Juga:  Tabib Gampong Ditangkap, Lecehkan Gadis Dibawah Umur

Sementara itu, hingga hari ini, sejumlah patron NATO seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Jerman telah memberikan dukungan persenjataan bagi Ukraina untuk mengusir balik tentara Rusia. Terbaru, Berlin dan Washington telah menjanjikan tank untuk militer Kyiv.

Sumber: CNBC Indonesia

Berita Terkini

Haba Nanggroe