Bola Api Raksasa Meledak di Langit Australia, Kiriman Putin

JAKARTA | ACEHHERALD.COM – Bola api raksasa melintas di langit Australia pada Senin (7/8) malam, waktu setempat. Bola api tersebut diikuti ledakan sonik yang mengguncang rumah-rumah di Victoria, negara bagian selatan Australia. Bola api itu membuat heboh warga sekitar. Namun setelah ditelusuri, benda tersebut adalah badan roket milik Rusia, Soyuz, yang jatuh kembali ke Bumi. “Roket yang … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

JAKARTA | ACEHHERALD.COM – Bola api raksasa melintas di langit Australia pada Senin (7/8) malam, waktu setempat. Bola api tersebut diikuti ledakan sonik yang mengguncang rumah-rumah di Victoria, negara bagian selatan Australia.

Bola api itu membuat heboh warga sekitar. Namun setelah ditelusuri, benda tersebut adalah badan roket milik Rusia, Soyuz, yang jatuh kembali ke Bumi.

“Roket yang jatuh menghasilkan bola api dan ledakan sonik yang mengguncang rumah-rumah di seluruh Victoria,” kata 7 News Australia melalui X (sebelumnya Twitter), dikutip dari Space, Kamis (10/8/2023).

Bongkahan sampah luar angkasa tersebut belum lama berada di sana. Itu adalah tahap ketiga dari roket Soyuz yang telah meluncurkan satelit navigasi Glonass di hari yang sama, menurut astrofisikawan dan pelacak satelit Jonathan McDowell.

Misi itu lepas landas pada pukul 9:20 EDT pada hari Senin dari Kosmodrom Plesetsk di Rusia barat laut dan meluncur ke luar angkasa di jalur tenggara.

Tahap ketiga Soyuz akhirnya memasuki atmosfer bumi tenggara Tasmania, di atas lautan terbuka, sekitar pukul 10 pagi EDT (1400 GMT; tengah malam waktu Melbourne), kata McDowell.

Badan roket yang jatuh bukanlah bagian paling atas Soyuz, yang dikenal sebagai Fregat. Jadi, Roket tersebut terus membawa satelit Glonass menuju orbit yang dituju.

Roket Soyuz menghantam atmosfer dengan kecepatan beberapa kilometer per detik, kata Michael Brown, profesor madya di School of Physics and Astronomy di Monash University di Melbourne.

“Masuknya kembali sampah antariksa terkadang dikacaukan dengan meteor, yang juga spektakuler tetapi biasanya merupakan peristiwa yang jauh lebih pendek, karena mereka menghantam atmosfer dengan kecepatan yang jauh lebih cepat,” kata Brown dalam pernyataan email tentang peristiwa ini.

Baca Juga:  Malaysia Gelar Pemilu 19 November, Ini 3 Calon PM yang Bertarung

Sumber: cnbcindonesia.com

Berita Terkini

Haba Nanggroe