Berbelanja di Mekkah, Rupiah Berganti Menjadi Jokowi

JUTAAN umat Muslim dari berbagai penjuru dunia tumpah ruah di Kota Mekkah Al Mukarahmah dan Kota Madinah Al Munawarah, Arab Saudi, kala bulan Ramadhan, termasuk saat ini. Mereka mengerjakan ibadah umrah bulan Ramadhan 1444 Hijriah/2023 Masehi. Fase 10 hari terakhir, 21 sampai 29 Ramadhan, jamaah yang memadati Mekkah dan Madinah diprediksi mencapai 7 juta orang, … Read more

Salah satu gerai belanja di Mekkah di sekitar Masjidil Haram. Foto Zainun Yusuf

Iklan Baris

Lensa Warga

JUTAAN umat Muslim dari berbagai penjuru dunia tumpah ruah di Kota Mekkah Al Mukarahmah dan Kota Madinah Al Munawarah, Arab Saudi, kala bulan Ramadhan, termasuk saat ini.

Mereka mengerjakan ibadah umrah bulan Ramadhan 1444 Hijriah/2023 Masehi. Fase 10 hari terakhir, 21 sampai 29 Ramadhan, jamaah yang memadati Mekkah dan Madinah diprediksi mencapai 7 juta orang, jauh melebihi jamaah musim haji.

Di Masjid Nabawi Madinah, jamaah dari berbagai suku bangsa mengerjakan arbain, Sedangkan di Masjidil Haram Mekkah, selain mengerjakan shalat fardhu, jamaah larut dalam prosesi Thawaf, Tarawih. Khusus 10 hari terakhir mengerjakan rangkaian shalat sunat qiyamulail di Masjidil Haram yang berlangsung hingga dinihari, jelang sahur.

Menjelang 1 Syawal 1444 H, kepadatan bukan saja di masjid, melainkan pengunjung memadati pasar, baik pasar tradisional maupun modern, terutama mall sangat luar biasa padat pengunjung.

Amatan Aceh Herald.com, jamaah dari Indonesia, termasuk dari Aceh tampak sangat dominan. Mereka seperti berlomba berbelanja oleh-oleh untuk sanak saudara di Tanah Air.

Seperti baju jubah Arab dan Koko serta Gamis atau Abaya, disamping tentunya sajadah dan pernak-perhiasan, termasuk kacang Arab

Tak bisa berhasa Arab, anda tidak perlu khawatir untuk berbelanja. Rata-rata pedagang Arab mengerti beberapa kata Bahasa Indonesia yang perlu bagi mereka dalam bertransaksi. Karena mereka sadar jika jamaah Indonesia dan Malaysia yang punya kesamaan bahasa adalah pasar paling potensial dalam hal naluri berbelanja. “Masuk-masuk. Barang bagus- bagus, murah-murah” demikian kata pedagang Pasar Tradional kawasan Ajyad, seputaran Masjidil Haram ketika menyapa pengunjung.

Ada pemilik pasar yang memperkerjakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sehingga sang pemilik pun kian fasih berbahasa Indonesia untuk mengundang jamaah/pengunjung.

Baca Juga:  Mengacungkan Senjata di Masjidil Haram Ditangkap, Seorang Pria Ditangkap

Jika anda tak punya mata uang riyal juga tidak perlu repot. Karena banyak toko dalam Mall sekalipun menerima mata uang rupiah dalam transaksinya.

Pedagang kaki lima seputar Masjidil Haram. Foto Zainun Yusuf

Hanya saja lebih menguntungkan jika transaksi dengan riyal. Jika harga barang 10 riyal, maka pedagang menawarkan 50 Jokowi. “Sudah, 50 Jokowi, halal,” kata pedagang di jalan-halan.

Demikian juga, jika harga barang yang ditawarkan 20 riyal di toko-toko. Pedagang minta 100 Jokowi, saja. Lho kok Jokowi??

Rupanya, pedagang di Mekkah dan Madinah tidak lagi menyebut rupiah untuk mata uang Indonesia. Mereka sudah mengganti sebutan rupiah dengan ‘Jokowi’.

Dalam bertransaksi, jamaah harus tahu bahwa kalau transaksi dengan rupiah akan rugi.

Misal, harga ditawarkan 10 riyal berarti sama dengan Rp 41.500 kerena satu riyal sekarang ini Rp 4.150. Jadi, klo dipakai 50 Jokowi (lembaran Rp 50.000), maka rugi sekitar Rp 8.500.

Akan halnya harga 20 reyal diminta 100 Jokowi, akan rugi sekitar Rp 17.000. Maka, sebaiknya tukarlah rupiah dengan reyal sebelum berbelanja.

Pemandangan menarik lainnya, para pedagang liar yang menggelar dagangannya di atas badan jalan. Umumnya mereka adalah kulit hitam banyak ditemui membuka lapak di atas badan jalan dalam kurun waktu terbatas dan tampak buru-buru sepanjang jalur menuju Masjidil Haram.

 

Mereka main petak umpet dengan polisi. Tak heran mata pedagang kulit hitam ini tampak sangat was was selalu. Soalnya, harus mengawasi polisi yang siap megangkat seluruh barang dagangan lantaran berdagang di atas badan jalan yang sangat mengganggu arus jamaah.

Tip berbelanja pada pedagang liar ini siapkan mata uang pas dan langsung pegang barang yang kita mau beli.

Bila tak hati-hati, bisa jadi barang yang kita beli dibawa lari bersama uang kembalian dikarenakan pedangang kabur dari tindakan polisi yang ingin menyita barang dagangan liar.(*)

Baca Juga:  Meski Keluar Fatwa tak Wajib Shalat Jumat Bagi yang Sudah Shalat Id, Jamaah Masjidil Haram Tetap Melimpah Ruah

 

Penulis : Zainun Yusuf (Mekkah, Arab Saudi)

Berita Terkini

Haba Nanggroe