JAKARTA | ACEHHERALD.COM – Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Epi Sulandari mengatakan, stok akhir beras global tahun 2023 ini merupakan yang terendah dibandingkan beberapa tahun terakhir.
Prediksi itu, katanya, mengacu pada perkiraan Departemen Pertanian AS (USDA) yang memproyeksikan stok akhir tahun 2023 sebanyak 170,41 juta ton. Lebih rendah sekitar 2 juta ton dibandingkan stok akhir tahun sebelumnya.
Hal itu, katanya, karena konsumsi beras dunia lebih besar dibandingkan produksi. Kondisi itu, ujarnya, menyebabkan harga beras di negara-negara, termasuk eksportir, mengalami kenaikan.
“Di satu sisi, produksi di dalam negeri, berdasarkan KSA (kerangka survei area) BPS, masih ada daerah-daerah yang menjadi sumber suplai beras nasional,” kata Epi saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023, ditayangkan akun Youtube Kemendagri, Senin (21/8/2023).
“Yaitu 5 besarnya di Agustus ini Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Sumatra Selatan. Sedangkan untuk September yang terbesar adalah Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung, dan Jawa Tengah,” paparnya.
Selanjutnya, kata dia, daerah-daerah itu akan jadi fokus bagi Bulog untuk melakukan penyerapan dan pengadaan beras/ gabah produksi dalam negeri. Dalam rangka penguatan cadangan pangan pemerintah.
“Saat ini posisi yang dikuasai Bulog adalah 1,302 juta ton. Di mana 1,246 juta tonnya adalah cadangan beras pemerintah (CBP) yang sudah tersebar di seluruh gudang-gudang Bulog,” katanya.
Dengan begitu, lanjutnya, jika dibutuhkan untuk menggelar SPHP, beras akan tersedia di daerah. Termasuk untuk pelaksanaan penyaluran bantuan pangan pemerintah.
“Penguatan cadangan beras pemerintah terus kita lakukan penyerapan produksi dalam negeri. Bulan Agustus kita sudah menyerap 24.252 ton,” katanya.
“Importasi sudah mulai masuk ke gudang-gudang kita. Kita lakukan tender 3 tahap. Realisasi tahap I sudah 100% masuk, yang tahap II sudah 235.710 ton, dan tahap III ada 20.430 ton,” katanya.
“Untuk tahap III sedang bongkar ada 58543 ton dan sedang proses bongkar ada sekitar 58 ribu ton. Target bulan Agustus, semua stok sudah masuk ke gudang kita,” kata Epi.
Epi mengatakan, Bulog mengelola stok CBP yang cukup untuk menjaga kekuatan intervensi pemerintah dan mengurangi potensi spekulasi harga pasar atas stok pemerintah,” pungkasnya.
Sumber: cnbcindonesia.com