Belum Ada Transmisi Lokal Covid di Aceh

Jangan Menstigtisasi Pasien Corona BANDA ACEH I ACEHHERALD.com – Jubir Satgas Pencegahan Covid Aceh, Saifullah Abdulgani, Kamis (30/04/2020) mengatakan, sejauh ini belum ada transmisi lokal Covid-19 di Aceh. Artinya, dari tracking pasien positif covid di Aceh yang seluruhnya berjumlah sembilan orang, belum ada satu orang pun terinfeksi dari pasien covid ayang ada di Aceh. “Semuanya … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Jangan Menstigtisasi Pasien Corona

Saifullah Abdulgani. Foto M Nasir Yusuf

BANDA ACEH I ACEHHERALD.com – Jubir Satgas Pencegahan Covid Aceh, Saifullah Abdulgani, Kamis (30/04/2020) mengatakan, sejauh ini belum ada transmisi lokal Covid-19 di Aceh. Artinya, dari tracking pasien positif covid di Aceh yang seluruhnya berjumlah sembilan orang, belum ada satu orang pun terinfeksi dari pasien covid ayang ada di Aceh. “Semuanya pasien positif itu berasal dari perjalanan dari daerah transmisi di luar Aceh. Artinya mereka terinfeksi saat berada di luar Aceh, bukan dari ‘dalam’ Aceh,” kata Saifullah yang akrab disapa SAG ini.

Ditambahkan, saat ini memang belum ada trend menurun jumlah pasien posiif covid di Aceh, hanya saja kenaikannya perlahan dan nyaris melandai. Untuk itu SAG kembali mengingatkan agar semua warga Aceh mematuhi dan peduli dengan protokol kesehatan cegah covid. Antara lain memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan serta berperilaku hidup sehat selalu.

Diakui oleh SAG, pandemic covic ini terjadi anomaly epidemilogi. Artinya ada teori yang dijungkirbalikkan dalam kasus virus korona. Misalnya dalam hal suhu yang diklaim virus itu menyukai suhu dingin, namun di suhu panas malah korona merajalela seperti di Iran. Dalam penerapan higynitas, malah Italia yang paling higinis diamuk oleh Covid-19.

Seandainya kelengkapan SDM serta teknologi peralatan medis yang superior jadi jaminan, tentu Jerman, AS, dan Perancis tak luluh lantak. “Jadi kali ini memang sangat anomali, tak ada yang bisa jadi pegangan secara teori,” tutur jubir Covic Aceh itu, seraya menambahkan, social dan physical distancing juga belum menjadi garansi untuk terhindar, namun usaha untuk menghindari Covid-19 memang harus terus dilakukan. Karena Allah jua yang Maha Menentukan.

Baca Juga:  Muncul Wacana Pilkada 2024 Dipercepat September, Jokowi: Urgensinya Apa?

Jangan Menstigmatisai

Pada bagian lain, SAG mengimbu agar masyarakat jangan menstigmatisasi covid-19 sebagai sebuah penyakit kutukan. Kondisi ini akan sangat membahayakan secara mental bagi penderita dan keluarganya. Karena korona hanyalah penyakit biasa dan tak perlu diperlakukan secara berlebihan dan menjurus meruntuhkan moral dan mental penderita serta keluarganya.

Diingatkan, jika masyarakat terus bersikap seperti itu, akan mengundang orang untuk tidak jujur menyangkut penyakit yang diderita, tracking perjalanan kepada tim medis serta masyarakat sekeliling. Yang lebih parah, bisa berujung menyembunyikan pasien covid, ini sangat rawan dan berbahaya. Karena akan bisa menjadi ledakan kasus, akibat keluarga tak mau menanggung beban akibat stigmatisasi yang tidak pada tempatnya itu. “Ingat, ini kondisi menjelang mudik yang bisa saja orang dengan segala daya upaya memaksakan mudik, dan lalu bersembunyi tanpa ada yang melihat dan memantau. Kalau ini terjadi, malah akan lebih runyam. Mari kita bersikap dan bertindak sesuai protokol covid-19,” tutup SAG.

 

Penulis                 : Nurdinsyam

Berita Terkini

Haba Nanggroe