
[divider style=”solid” top=”20″ bottom=”20″]
BANDA ACEH | ACEH HERALD
PARA pelaku pariwisata dan travel agensi di Tanah Rencong menyatakan keprihatinan yang dalam atas peristiwa pengeroyokan pengelola obyek wisata di Tanah Gayo hingga menghembuskan napas terakhirnya di depan anak dan istrinya.
Ketua Asosisiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Aceh, Azwani Awi dan Wakil Ketua Asosiasi Travel Indonesia (Astindo) Aceh, Umar Machtub mengatakan peristiwa pengeroyokan pengelola obyek wisata hingga tewas ini merupakan yang pertama terjadi di Aceh.

“Kami menyesalkan adanya peristiwa yang menimpa pelaku pariwisata ini. Kami berharap, ini peristiwa pertama dan terakhir yang menimpa pelaku pariwisata di Aceh,” ujar Azwani Awi kepada Aceh Herald, Senin (30/11/2020).
Kedua petinggi organisasi yang bergerak di sektor pariwisata itu sangat berharap, kasus pengeroyokan Tryas Rahmadsyah (50) alias Hengky, pengelola lokasi wisata di kawasan pingir Danau Laut Tawar, Kampung Toweren Kecamatan Lut Tawar, yang meninggal di lokasi kejadian, dapat diselesaikan seadil-adilnya oleh penegak hukum.
Untuk penanganan kasus pengeroyokan itu, ASPPI Aceh dan Astindo Aceh sangat mendukung kepolisian di Aceh Tengah dalam mendalami penyidikan kasus pemukulan oleh sekelompok orang yang menyebabkan Tryas Rahmadsyah meninggal di tempat.
Korban adalah salah seorang warga Kampung Toweren Kecamatan Lut Tawar. Pria paruh abad itu meninggal secara mengenaskan di hadapan istri dan anaknya setelah dikroyok oleh massa yang mengamuk di tempat lokasi wisata dikelolanya, Minggu, (29/11/20).
Berdasarkan keterangan yang dapat dihimpun dari pihak keluarga, Hengky adalah salah seorang pengelola tempat wisata milik mertuanya, yang terletak di pinggiran Danau Laut Tawar, Kampung Toweren Kecamatan Lut Tawar, Aceh Tengah.
Peristiwa naas itu sendiri terjadi Sabtu (28/11/2020) malam sekira pukul 23.00 Wib.
Menurut salah seorang warga, Dasir, yang mengaku mendapat informasi prihal kejadian dari salah seorang kerabatnya, Minggu, (29/11/20). Kejadian bermula dari adanya kegiatan karaoke malam mingguan menggunakan organ tunggal (Keyboard ) yang dilakukan oleh para tamu yang menginap di kawasan wisata Lung Gayo Indah milik keluarga yang dikelola oleh korban.
Sementara di Kampung tersebut, dalam kurun waktu beberapa hari ke belakang, warga kampung sedang dirundung duka karena pristiwa kematian warga yang berturut-turut.
Sehingga aktifitas kegiatan tahlilan saling silih-berganti dilakukan oleh warga di rumah duka. “Kampung kami sedang berduka. Dalam beberapa hari ini, selalu saja ada warga yang meninggal, sehingga kami hampir setiap malam melakukan kegiatan tahlilan di rumah warga yang berduka,” ujar Dasir menirukan keterangan warga tersebut.
Sehingga pada malam itu, kata kerabat Dasir, beberapa orang mendatangi lokasi wisata yang dikelola korban guna meminta pihak pengelola untuk menghentikan kegiatan hiburan tersebut.
Melihat gelagat seakan permintaan itu ditolak, warga yang datang mengambil sikap balik kanan, kembali ke perkampungan guna melaporkan perihal yang mereka alami atas penolakan permohonan penghentian kegiatan hiburan malam mingguan di lokasi wisata milik korban.
Mendapat laporan prilaku dan sikap yang tidak menyenangkan terhadap rekannya, masyarakat pun berkumpul dan sepakat untuk mendatangi lokasi wisata milik korban.
Sesampainya di sana, entah pihak mana yang memulai, korban pun menjadi sasaran pengeroyokan hingga berujung kematian.
Korban yang seorang diri, harus berhadapan dengan massa yang berjumlah puluhan orang. Sementara istri dan anak korban yang saat itu bersama korban tidak dapat berbuat apa-apa, selain memohon agar peristiwa pengeroyokan dihentikan.
Dalam waktu sekejap, korban sudah tergeletak tak berdaya, lalu oleh pihak keluarganya korban segera dilarikan ke Rumah Sakit Datu Beru, yang menempuh jarak perjalanan sekitar 20 Menit.
Naas, setibanya di rumah sakit, nyawa korban sudah tidak tertolong. Malam itu juga, jenazah korban dibawa ke rumah duka kediaman milik mertua korban di Kampung Bale untuk fardhu kifayah.
Terkait pristiwa ini, Kapolres Aceh Tengah, AKBP Mahmun Hari Sandi Sinurat, melalui Kasat Reskrim AKP Arep Sanjaya mengatakan, pihaknya sudah memanggil beberapa saksi.
Terkait penetapan pelaku dan dalang dari pristiwa tersebut masih dalam proses penyidikan. “Kami sudah panggil beberapa saksi untuk dimintai keterangan dalam masalah ini. Namun, kami belum bisa menetapkan siapa tersangka dan dalang dari pristiwa berdarah ini, karena masih dalam proses penyidikan,” ujar Arep.(*)
PENULIS : M NASIR YUSUF