APBK Lhokseumawe Tahun 2023 Berkurang 21 Miliar

"Mari kita sama sama melakukan perubahan untuk mewujudkan kota Lhokseumawe bangkit dan sejahtera”, harap Imran.
Dr Imran memimpin apel pagi ASN. Foto Ist

Iklan Baris

Lensa Warga

LHOKSEUMAWE, ACEHHERALD.com, Perubahan anggaran tahun 2023 tidak dilakukan oleh Pemko Lhokseumawe. Roda pembangunan dilakukan sesuai yang sudah dicanangkan dalam anggaran sebelumnya.
Tidak ada perubahan anggaran karena Pemko Lhokseumawe kekurangan dana sekitar Rp 21 miliar. Pemko menggunakan dana yang tersedia dan memilih mengencangkan ikan pinggang.
Pj Walikota Lhokseumawe Dr Imran menjelaskan tentang postur anggaran Pemko yang tidak baik-baik saja. Namun ia memastikan bahwa jerih payah ASN plus tunjangan yang diperoleh dibayar secara penuh.
Saat apel pada pagi Senin (2/10/2023) Imran menjelaskan, bahwa untuk mengatasi kondisi ini, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diharapkan merasionalkan anggaran untuk kegiatan rutin yang dianggap tidak memberikan dampak signifikan pada pembangunan maka dikurangi kegitannya.
Terkait devisit, Imran mengakui bahwa defisit telah menyebabkan tidak ada Anggaran Pendapatan dan Belanja Kota (APBK) Perubahan yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Meskipun demikian, ia menekankan pentingnya menjaga semangat dan etos kerja serta disiplin dalam bekerja untuk menyelesaikan tugas-tugas di bidang masing-masing.
Pj Walikota juga menyarankan agar ASN tidak terpengaruh oleh anggaran perubahan, mengingat bahwa pengelolaan anggaran perubahan adalah tugas Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), yang lebih mendetail dalam mengetahuinya. Dia menegaskan bahwa jika kondisi keuangan kota sedang tidak sehat atau mengalami defisit, maka tidak seharusnya ada Anggaran Perubahan. Hal ini bertujuan untuk menghindari potensi penyalahgunaan anggaran yang mungkin terjadi.
Imran memberikan penekanan pada proporsi belanja, menyatakan bahwa belanja pegawai dan belanja operasional harus seimbang dengan belanja pembangunan. Ketidakseimbangan antara belanja pembangunan dan belanja pegawai harus diperbaiki.
Memprioritaskan belanja pembangunan yang langsung dirasakan oleh masyarakat miskin sangat penting. Dia mencatat adanya penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang kurang sesuai dengan ketentuan, baik dalam bidang kesehatan, pendidikan, maupun sarana prasarana. Jika kondisi ini tidak segera diubah, stunting dan kemiskinan ekstrim dapat meningkat di Kota Lhokseumawe.
Ia mengingatkan bahwa potensi peningkatan kemiskinan ekstrim menjadi sangat nyata jika Dinas Kesehatan tidak segera melaksanakan program pemberian makanan kepada masyarakat miskin dan stunting. Sampai saat ini, kegiatan ini belum mencapai lebih dari 50 persen, meskipun sudah memasuki triwulan terakhir tahun anggaran 2023.
Terakhir, Pj Walikota Imran mencatat bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih rendah, berada pada tingkat 10 persen rata-rata nasional. Hal ini menunjukkan bahwa Kota Lhokseumawe perlu meningkatkan upaya dalam meningkatkan PAD agar lebih baik dari tahun sebelumnya.
“Mari kita sama sama melakukan perubahan untuk mewujudkan kota Lhokseumawe bangkit dan sejahtera”, harap Imran.
Pj Walikota Imran berharap agar semua pihak dapat bekerja sama untuk menciptakan perubahan yang diperlukan demi mewujudkan kota Lhokseumawe yang bangkit dan sejahtera. Dengan langkah-langkah yang diambil, diharapkan kondisi anggaran dan kesejahteraan masyarakat dapat ditingkatkan di masa mendatang.

Baca Juga:  Pj Walikota Lhoskeumawe Lantik 10 Kadis dan 28 Administrator

 

Berita Terkini

Haba Nanggroe