
BIREUEN | ACEH HERALD
Para santri Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Zawiyah Dayah Babul Mustaqim, Desa Juli Paseh, Kecamatan Juli, Bireuen, mulai mondok di dayah tersebut.
Hal itu ditandai dengan acara selamat datang (Ahlan Wasahlan) santri baru yang berlangsung di dayah setempat, Minggu (20/6/2021).
Dalam acara penyambutan santri baru Dayah Babul Mustaqim tersebut, turut dihadiri dua anggota DPRK Bireuen, yaitu Tgk Waled Sufyannur dari Partai Aceh (PA) dan Tgk Amartana dari Partai Nanggroe Aceh (PNA).
Dayah Babul Mustaqim sudah berdiri sejak delapan tahun lalu atau sejak tahun 2013. Awalnya Dayah yang dipimpin Tgk Sanusi M Yusuf (Waled Sanusi) tersebut merupakan Dayah Salafi, yaitu hanya ada pengajian saja (kitab kuning) dan kitab-kitab lainnya.
Namun sejak tahun 2021 ini, Dayah Salafi tersebut menjadi Dayah Terpadu, yaitu selain pengajian kitab kuning dan kitab-kitab lainnya, juga sudah ada sekolah tingkat SMP atau Madrasah Tsanwiyah (MTs).
Pimpinan Dayah Babul Mustaqim, Tgk Sanusi M Yusuf mengatakan, sejak berdiri delapan tahun lalu, telah memiliki ratusan santri. Mereka berasal dari Kabupaten Bireuen maupun luar Kabupaten Bireuen.
“Santri dari luar Bireuen menetap di dayah, sedangkan yang dari Bireuen ada yang mondok ada juga yang tidak menetap di dayah, namun setiap hari dan malam santri penuh di dayah,” sebut Waled Sanusi yang juga Ketua Tastafi Kabupaten Bireuen.
Waled Sanusi menerangkan, para guru yang mengajar di dayah tersebut merupakan para alumni dari dayah-dayah ternama di Aceh, seperti alumni Dayah Mudi Mesjid Raya Samalanga, Dayah Ummul Ayman Samalanga, Dayah Babussalam Blang Blahdeh Jeumpa, lulusan Darul Istiqamah Kota Juang Bireuen, serta lulusan dari Dayah lainnya.
Sejak tahun ini, karena Dayah Babul Mustaqim sudah menjadi Dayah Terpadu, maka ditambah dengan guru-guru mata pelajaran yang berkompeten, sebagaimana di sekolah-sekolah umum lainnya. “Mulai tahun ini di Dayah Babul Mustaqim ini, selain ada pengajian kitab kuning, juga sudah ada sekolahnya, yaitu mulai tingkat SMP atau MTs,” sebut Waled Sanusi.
Ditambahkan Waled Sanusi, seluruh santri Zawiyah Dayah Babul Mustaqim diharuskan berbahasa Arab, Inggris dan Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, baik saat berada dalam komplek Dayah maupun diluar Dayah. Hal ini untuk melatih anak-anak atau santri agar terbiasa berbicara dalam dua bahasa asing, bahasa Arab dan Inggris.
Sementara itu, Direktur KMI Babul Mustaqim, Abati Tgk Zulfikar Abdullah SAg MH menambahkan, ada empat tingkat pendidikan yang diterapkan di Dayah Terpadu Zawiyah Babul Mustaqim yaitu Tarbiyah, Mahali, Ekstra Kurikuler (Ekskul) dan Prakarya.
“Selain itu, setiap malam Jumat seluruh santri ikut samadiyah bersama warga setempat, dan beberapa kegiatan keagamaannya serta kegiatan sosial, sebagai latihan bagi anak-anak,” terang Abati Tgk Zulfikar.(*)
Penulis : Ferizal Hasan