Dari Kemah Budaya Hingga Zikir dan Doa

Indonesia, merah darahku Putih tulangku, bersatu dalam semangatmu Indonesia, debar jantungku Getar nadiku, berbaur dalam angan-anganmu Kebyar-kebyar pelangi jingga Indonesia, nada laguku Simfoni perteguh, selaras dengan simfonimu Kebyar-kebyar pelanggi jingga....... Gombloh Kebyar-kebyar
Pj Bupati Muhammad Iswanto dan Pj Ketua PKK Aceh Besar berpose dengan peserta kemah pramuka Aceh Besar 2024. Foto MC Aceh Besar.

Iklan Baris

Lensa Warga

RIUH gemuruh rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia baru saja berakhir. Ada berjuta ekspresi yang mengemuka, saat rakyat hingga pemangku kepentingan negeri menyongsong hari yang penuh makna itu. Seperti biasa, ada tradisi panjat pinang, makan kerupuk, lari karung atau lainnya. Khusus Pemkab Aceh Besar juga melakukan rangkaian kegiatan, sebagai bentuk rasa gembira dan syukur atas langgengnya merdeka negeri ini.

Tak hanya kaum bapak, ibu ibu yang tergabung dalam organisasi wanita di jajaran Forkopimda Aceh Besar, melakukan kegiatan berupa lomba ‘lari’ dengan memakai bakiak secara beregu, hingga mengibarkan bndera merah putih di Jembatan Jalin nun di kaki gunung di atas bentang beningnya air Krueng Aceh yang mengalir damai di bawah titian Jalin.

Kegiatan yang tak kalah heboh adalah Kemah Budaya Pramuka yang diikuti seribuan siswa dari sekolah menengah pertama hingga atas, dengan status penggalang, penegak dan pembina di Lapangan Bungong Jeumpa di Kota Jantho. Esensi acara itu adalah membangun rasa nasionalisme dan kolektifitas di kalangan remaja.

Sehingga mereka terbentuk sebagai insan yang lebur dengan lingkungan serta memiliki daya rekat sebagai anak bangsa yang mengutamakan rasa gotong royong.

Organisasi wanita jajaran Forkopimda memasang bendera merah putih di jembatan Jalin. Foto MC Aceh Bsar.

Diantara sejuk dan teduhnya pepohonan di Kota Jantho mereka merangkai kebersamaan melalui berbagai perlombaan, memasak, seni budaya lokal, permainan rakyat hingga rangkaian ketangkasan pramuka. Mereka memaknai kemerdekaan sebagai sebuah trandisi tentang indahnya kebersamaan tanpa batas.

Tentu saja ada seremonial rutin seperti tahun tahun sebelumnya, yang menandai resminya sebuah tradisi HUT Kemerdekaan negeri ini. Ada para remaja Paskibraka yang sukses melakoni tugasnya kala pagi saat detik detik proklamasi diperingati, hingga menurunkan sang saka merah putih di tengah guyuran hujan lebat, jelang bumi masuk ke pelukan malam di Kota Jantho.

Baca Juga:  Giliran Aceh Besar Bantah Rumors PSBB

Semua itu ditutup dengan malam resepsi sebagai bentuk apresiasi dan terimakasih kepada semua yang telah melakoni Harlah Bangsa ini secara ikhlas dan sepenuh hati, termasuk melakukan renungan suci di bibir dinihari.

Perigatan Hari Kemerdekaan itu seperti menggliatkan Kota Jantho, dengan rangkaian kegiatan dari pagi hingga malam dan bahkan dinihari . Sebuah anugerah tersendiri untuk warga yang selama ini mendiami lembah dalam jepitan pegunungan Bukit Barisan itu.

Tahun ini ada yang istimewa dari rangkaian acata peringatan itu, sebagai bentuk refleksi dan introspeksi atas nikmat kemerdekaan ini, peringatan HUT ke-79 Kemerdekaan RI itu juga dirayakan dalam lantunan zikir dan doa.

Adalah Jamaah Balee Beut Meuligoe Bupati Aceh Besar yang melakukan zikir dan doa. Jamaah halaqah malam jumat itu atau Kamis (15/08/2024) malam lalu, tidak melakukan pengajian rutin yang diasuh oleh Tgk Junaidi Nasruddin, namun menggantinya dengan zikitr dan doa.

Walhasil gema zikir dan doa oleh dua ratusan orang jamaag pengajian di Meuligoe itu, seperti merayap turun diantara dinginnya udara malam, menyebar ke seputaran lembah Meuligoe. Doa untuk keselamatan  bangsa dan rakyat itu dilantunkan oleh Teungku Junaidi yang lazim disapa Abah Junaidi. Imuem Chik Masjid Agung Al Munawatah. Ia begitu fasih dalam membacakan rangkaian doa serta di amini para jamaahnya.

Satu keinginan mereka agar negeri ini tetap tenteram dan damai dan merdeka dalam meniti kehidupan. Termasuk merdka dalam menyongsong pesta demokrasi Pilkada di Aceh yang kini telah di ambang mata.

Jamaah Balee Beut Meuligoe Bupati Aceh Besar menggemakan zikir dan doa mensyukuri nikmat kemerdekaan. Foto Acehherald.com

Pj Bupati Aceh Besar Muhammad Iswanto yang bertindak selaku tuan rumah dan seperti biasa hadir dalam pengajian rutin itu, mengatakan, kegiatan zikir dan doa tersebut, sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat kemerdakaan yang hingga kini terus mengalir. “Rasa syukur itu perlu, sebagai pengingat bagi seorang hamba atas semua kemudahan dan nikmat yang dilimpahkan Allah. Sehingga kita akan terus dalam ridha Allah karena senantiasa berdoa dan meminta keridhaanNya,” kata Iswanto.

Baca Juga:  Taruna Akpol dan Sespimma Polda Aceh Divaksin Covid-19

Ditambahkan, seperti dalam pembukaan UUD, kemerdekaan ini adalah atas berkat rahmat Allah, plus perjuangan tiada batas yang telah dilakukan oleh generasi pendahulu. Untuk itulah semua pihak perlu merajut dan melestarikan kemerdekaan dan spirit merdeka.

Termasuk dengan menghormati hak hak demokrasi, dalam konteks Pilkada Serentak yang akan segera memasuki tahap pendaftaran kandidat. “Dengan semangat kemerdakaan dan demokrasi yang bermartabat, kita songsong Pilkada Serentak 2024 di Aceh Besar. Termasuk dengan memeriahkan dan mensukseskan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke-21 di Aceh-Sumut,” tandas Muhammad Iswanto.

Merayakan kemerdekaan memang tak mesti dengan gelak tawa semata. Namun ada derai air mata yang mengalir sebagai bentuk penghambaan kepada Sang Khalik, sebagai wujud syukur atas nikmatnya yang tiada batas. Termasuk nikmat kemerdekaan. Dirgahayu Negeriku Indonesia.

 

Kata Kunci (Tags):
hut ke-79 ri, kota janto, muhammad iswanto, zikir dan doa, cut rezky handayani

Berita Terkini

Haba Nanggroe