SABTU malam ahad. Teman- teman rombongan dari Banda Aceh, mulai membicarakan apakah akan ikut menjajal arung jeram dari Lukup Badak Gayo Adventure, Pegasing, Takengon, Aceh Tengah. Aku masih diam dalam pikiran antara ikut dan takut. Namun ku tepis dengan menjawab, lihat besok hari lah.
Dan pagi menyongsong dengan semburat mentari keluar dari ufuk Timur dari Villa tempat rombongan menginap—Hanya 15 menit dari sana menuju ke lokasi arung jeram—dan belum ada jawaban dari bibir ku, karena masih ketakutan untuk mengarungi jeram yang ekstrin.
Hingga tiba di lokasi. Lalu sarapan pagi. Dan betapa terperangahnya tatkala anak usia 2 tahun dan seangen nenek-nenek punya nyali untuk ikut arung jeram. Apalagi dari keterangan Ketua Koperasi Jasa Wisata Alam Gayo yang menaungi pengelolaan Arung Jeram Lukup Badak Gayo Adventure, Khalisuddin bahwa ada kategori family alias jeram nya tenang dan tidak seperti ekstrem yang sangat kuat arus atau gelombangnya.
Akhirnya kubulatkan tekad untuk ikut arung jeram yang family bersama lima teman lainnya yang semuanya perempuan. Yes…dimulailah petualangan kami yang sebelumnya mendapat sedikit pengarahan oleh Pemandu arung jeram, bernama Mulyadi.
Pelancong menjajal arung jeram di Sungai Peusangan, Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah. Foto Ist
Dan naik lah satu persatu kami ke atas boat karet yang perorangan dikenai Rp70.000 plus dokumentasi peserta satu boat Rp30.000. Lalu, dokumentasi menggunakan kamera DLSR untuk satu boat Rp50.000. Sedangkan untuk semi ekstrim perorangan nya dikenai Rp130.000 dan hanya untuk empat orang dalam satu boat karet plus pemandu.
Penyelusuran Sungai Peusangan diawali dengan air yang tenang. Boat karet yang kami tumpangi hanyut dengan sendirinya, meski airnya belum deras. Dan kami berenam plus pemandu telah memakai jaket pelampung, helm, dan dayung.
Baru beberapa puluh meter mendayung. Riak air mulai beriak deras. Meski kata pemandunya, di Bulan Juli dan Agustus airnya surut, jadi tidak banyak jeramnya alias riak berbusa yang disebabkan oleh perubahan kemiringan sungai, dimana menciptakan arus yang membuat air tampak berwarna putih dan buram.
“Makanya kalau airnya pasang, tidak surut seperti ini, silakan datang di akhir tahun, dimana air nya pasang dikarenakan di musim penghujan, sehingga di lintasan family pun arus airnya lumayan deras.”
Waktu terus berjalan. Boat karet kami meluncur perlahan. Jika perahu mulai merapat ke tepi sungai sebelah kanan, maka peserta yang di sebelah kiri boat mendayung dan begitu sebaliknya. Jadi tanpa komando dari siapapun, peserta mendayung kiri dan kanan seolah profesional.
Pelancong menjajal arung jeram kategori semi ekstrim di Sungai Peusangan, Kota Takengon, Kabupaten Aceh Tengah. Foto Ist
Anehnya saat mendengar komando dari pemandu ‘boom’. Kami berenam bukannya merunduk ke depan, malahan rebahan ke belakang. Dengan cara lucu, pemandu Mulyadi, mengingatkan tapi dibalas seorang dari kami bahwa spontan rebahan ke pemandu karena ada magnet ke belakang. Gelak tawa pun meluncur tak henti.
Dua kali, pemandu menyebutkan ‘boom’ tanda ada semak belukar yang menjuntai ke aliran sungai yang harus kami hindari dengan merunduk. Dan dua kali pula kami rebahan bukannya merunduk. Padahal diawal sudah diterangkan pemandunya, mengapa merunduk supaya tidak ada yang menggores wajah dan tubuh peserta arung jeram.
Saat melintasi arung jeram di Sungai Peusangan mulai dari Lukup Badak hingga ke Desa Lenga, Kecamatan Silih Nara yang kurang lebih 45 hingga saru jam perjalanan, di kiri kanan yang dilintasi nampak kebun kopi warga setempat. Buah kopinya masih menghijau belum ada yang memerah. Juga ada persawahan yang mulai menguning.
Ada juga ternak sapi dan kerbau, bahkan kuda yang sedang merumput di tepi sungai yang dilintasi. Selain ternak warga, kami juga melihat pohon buah-buahan, seperti nangka, jeruk, alpukat, dan jambu biji. Serta seladang kebun tomat yang buahnya mulai ranum.
Selain itu, rombongan pelancong pun bertemu warga setempat yang sedang berkebun, ada juga yang duduk di bawah pohon. Ada sekumpulan lain, membuka lapak persiapan untuk makan. Diantara mereka melambaikan tangan dan kami pun membalasnya, seolah lawas tak berjumpa seseorang.
Perjalanan terus mengalir. Kadang air sungainya tenang, namun lebih banyak berarus meski tidak deras. Dan hampir dipenghujung petualangan, pemandu mempersilakan bagi peserta arung jeram untuk terjun ke sungai dikarenakan arus airnya aman.
Dari kami berenam, ada dua yang terjun ke air. Alasan Fajar, gadis berusia 18 tahun, itu ingin menikmati dingin dan segarnya air Sungai Peusangan dan Ayu, satunya lagi mengaku air dingin membuatnya sesak buang air kecil, makanya begitu disarankan masuk ke air, tanpa ba bi bu sudah didalam sungai.
Keseruan hari itu, Ahad (14/7/2024) lumayan, meski tidak sampai menguji adrenalin seperti di arung jeram level semi ekstrim maupun ekstrim. Teriakan dari rombongan ini, hanya disaat arung nya deras juga disaat boat karet menghantam bebatuan, tapi tidak sampai tersangkut dikarenakan pemandu nya lihai membelokkan arah.
Pelancong pascafinish berarung jeram di Desa Lenga, Kecamatan Silih Nara, Takengon, sebelum dijemput pemandu. Foto: Ist
Akhirnya ketakutan ku yang diawal tak berani ikutan terjawab sudah. Arung jeram di level family tak sampai menguji keberanian. Apalagi yang diikuti kategori family, bisa diikuti anak usia dua tahun. Dan satu kata untuk hari itu, seru.
Destinasi Wisata Arung Jeram
Ya…sampai finish. Rombongan kami bersama dua rombongan lainnya, telah di tunggu penjemput di tepi sungai di Desa Lenga. Tiga boat dinaikkan di atas bubungan mobil pick up. Kami berjejal di dalamnya. Saat mendaki dari tepi sungai menuju Jalan lintasan Angkup – Tansaril Uning, kendaraannya sedikit ‘megal-megol’ menyebabkan kami seolah terhimpit maju mundur. Jeritan pun tak ayal terlontar dari peserta arung jeram. Keseruan kedua pascaarung jeram, begitu kata diantara kami.
Sebenarnya, ada beberapa jasa pengelola arung jeram di Sungai Peusangan itu, seperti Arung Jeram Tan Saril, Arung Jeram Vista Adventure, Anak Mas Rafting, Arung Jeram Lukup Badak Gayo Adventure, dan Kala Waeh. Pengunjung tinggal memilih untuk memakai jasa yang mana.
Tentu saja, semua bertujuan memanjakan wisatawan. Dan bagi pengunjung setelah melancong ke Kota Takengon, belum sah jika tidak menjajal derasnya arus Sungai Peusangan. Apalagi sudah trend saat ini dan menjadi banyak perbincangan wisatawan jika berkunjung ke Takengon Kabupaten Aceh Tengah untuk ke destinasi arung jeram.
Dan wisata arung jeram di Sungai Peusangan dibuka pada awal 2017 oleh pengurus Federasi Arung Jeram Indonesia (FAJI) Aceh Tengah. Dalam perjalanan, para pengelola sepakat membentuk koperasi dengan nama Koperasi Wisata Alam Gayo yang dipimpin Khalisuddin.
Seperti diketahui arung jeram yang ada Takengon, merupakan destinasi yang dapat menguji adrenalin dengan pengalaman yang seru dan mendebarkan bagi para pengunjung yang sekadar berpetualang di alam. Makanya, mengapa tidak bagi wisatawan menjajal sekaligus menelusuri indahnya aliran Sungai Peusangan sambil melihat perkebunan kopi dan luasnya sawah warga serta pegunungan menghijau dengan langit yang mempesona.