JAKARTA | ACEHHERALD.COM – Isu masih terus mengguncang raksasa otomotif Jepang, Toyota. Setelah sebelumnya pabrikan berurusan dengan skandal keselamatan, lalu penarikan sejumlah kendaraan termasuk Fortuner dan Innova karena “pemalsuan data keluaran torsi mesin diesel”, kini masalah lain muncul.
Dalam laporan <span;>Yahoo Finance mengutip Reuters,Toyota memberikan peringatan terhadap 50 ribu kendaraan buatannya itu di Amerika Serikat (AS). Model yang terdampak adalah Corolla model tahun 2003-2004, Corolla Matrix 2003-2004, dan RAV4 2004-2005 yang dilengkapi inflator kantung udara Takata.
“Lebih dari 30 kematian di seluruh dunia, termasuk 26 kematian di AS, dan ratusan cedera di kendaraan berbagai produsen mobil sejak tahun 2009 terkait dengan inflator kantung udara Takata yang dapat meledak dan melepaskan pecahan logam ke dalam mobil dan truk,” tulis laporan itu dikutip Kamis (1/2/2024).
Pada beberapa model Corolla dan Corolla Matrix, terdapat laporan kantung udara yang mengembang dengan sendirinya walau tanpa terjadi tabrakan. Ini merupakan penarikan kembali terbesar dalam sejarah terkait skandal keselamatan.
Sebelumnya telah ada peringatan “Jangan Berkendara” yang dikeluarkan oleh produsen mobil lain untuk kendaraan dengan inflator kantung udara Takata yang lebih tua setelah terjadi kecelakaan fatal. Toyota sendiri menolak menjawab apakah peringatan “Jangan Berkendara” dipicu oleh cedera serius atau insiden fatal yang melibatkan salah satu kendaraan.
Skandal ini merupakan bagian dari beberapa rangkaian isu yang meliputi perusahaan yang berbasis di Aichi, Jepang, itu. Sebelumnya, Chairman Toyota Motor Corporation, Akio Toyoda pada konferensi pers di Nagoya, Jepang, sempat meminta maaf.
“Kami meminta maaf sebesar-besarnya karena meresahkan dan mengkhawatirkan pelanggan dengan serangkaian skandal,” kata Toyoda pada konferensi pers di Nagoya, Jepang seperti dikutip Kyodo News, dikutip Rabu.
“Kecurangan data yang terjadi di ketiga perusahaan tersebut merupakan masalah yang sangat serius yang mengkhianati kepercayaan pelanggan dan mengguncang fondasi sistem sertifikasi kendaraan,” tegasnya.
Saat ditanya mengapa kepemimpinannya gagal mengidentifikasi penyimpangan yang dilakukan oleh anak-anak perusahaan Toyota, Toyoda mengaku terlalu sibuk mengelola “Toyota sendiri”. Diketahui manipulasi telah dilakukan sejak lama, ketika Toyoda masih menjabat sebagai Presiden dan CEO TMC.
“Bagaimanapun, kami adalah perusahaan yang berbeda,” kata Toyoda yang jarang muncul di media itu, dikutip<span;> Japan Times.
“Meskipun kita mungkin memiliki ikatan modal, itu tidak cukup untuk benar-benar memahami sejarah antara perusahaan dan hubungan tersebut,” tambahnya.
Sumber: cnbcindonesia.com