LHOKSEUMAWE | ACEHHERALD.com – Pengelolaan organisasi Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Lhokseumawe dikritik secara tajam. Pengurus periode lalu dianggap tak mampu membangun olahraga serta asyik sendiri tanpa visi dan misi.
“Saya kecewa dengan kepengurusan KONI periode lalu. Saya dipermalukan saat PORA di Pidie,” ujar Pj Walikota Lhokseumawe Dr Imran saat membuka Musorkot KONI V Lhokseumawe, Minggu (29/10/2023) di Aula Pemko Lhokseumawe.
Sekitar 60 menit Imran berbicara. Mayoritas pesan yang disampaikan terkait kinerja KONI periode lalu. Nada bicaranya meninggi dan pada poin-poin tertentu ia bersuara lantang.
Persoalan PORA di Pidie menjadi penekanan Imran. Ia mengakui malu saat devile kontingen. Tidak ada atlet yang devile pada saat itu.
“Saya malu saat melambaikan tangan namun atlet tidak ada,” katanya.
Hal lain terkait dengan minimnya perolehan medali. Mestinya dengan jumlah atlet terbesar kedua Lhokseumawe bisa mendulang medali lebih banyak.
Sangat tajam kritik Dr Imran saat itu. Semua pengurus di “kuliti” dan ia sudah mendapat informasi secara sempurna terkait tingkah laku pengurus sebelumnya.
Perhatian yang ia berikan tidak sebanding dengan apa yang ia dapat. Justru sebaliknya dimedsos dikatakan Pj Walikota tidak penduli pada KONI. Padahal yang terjadi malah sebaliknya dan malah ia yang mencari dana.
“Jangan mencari kehidupan di KONI, tapi hidupkanlah KONI,” katanya.
Kritisnya pidato Dr Imran didengar oleh Wakil Ketua KONI Aceh T Rayuan Sukma, polisi, TNI, kejaksaan serta ratusan pengurus Cabang Olahraga yang hadir.
Terkait Lhokseumawe tidak masuk dalam daerah yang melaksanakan event PON sangat memprihatinkan. Ini bukti kerja tidak serius sehingga kesempatan itu terlewati.
Penulis : Yuswardi