MEDAN | ACEHHERALD.COM – “Meskipun Aceh surplus energi listrik, namun jika terkena gangguan alam tetap padam juga,” aku General Manager PT PLN Wilayah Aceh, Parulian Noviandri, saat media gathering di Unit Pelaksana Pengatur Beban (UP2B) Sumbagut, Selasa (3/10/2023).
Gangguan alam yang dimaksud GM UID Aceh ini, seperti tumbangnya pohon saat angin kencang, tanah longsor, tupai dan hewan melata yang melintasi kabel transmisi sehingga terganggunya aliran listrik di transmisi setempat.
Diakuinya gangguan alam tidak bisa kita prediksikan, meski begitu pihaknya akan meminimalisir gangguan dengan merapikan ranting dan pohon yang dianggap mengancam terputusnya aliran listrik sehingga menyebabkan padamnya listrik.
Tak hanya itu, ujarnya, di kabel sutet juga dibuat batasan sehingga tupai atau pun ular tidak dapat melintas.
“Kita upayakan mengatasi dan meminimalisir gangguan,” kata Parulian Noviandri didampingi Asisten Manajer Bagian Operasi Sistem, Sumbagut, Aimanuddinil Bilad.
Ia menyebutkan pemadaman juga terjadi saat petugas PLN melakukan pemeliharaan di pembangkit. Dan saat pemeliharaan tersebut, adakalanya harus memadamkan listrik di beberapa wilayah karena ketidakcukupan daya. Tapi sudah lima tahun ini, tidak lahir terjadi demikian.
Ditambahkannya bahwa saat ini, Aceh surplus energi listrik, dimana PLN UID Aceh merencanakan tambahan pasokan daya sebesar 240 MW pada tahun 2023. Pasokan daya ini berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya 3 dan 4 sebesar 200 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Peusangan sebesar 40 MW, sehingga total daya yang tersedia akan mencapai 850 MW, dengan surplus 293 MW di atas beban puncak sekitar 557 MW.
Untuk kelebihan energi listrik ini, kata GM UID Aceh, akan<span;> didorong dipergunakan untuk investasi di Aceh. Artinya surplus alias<span;> kelebihan energi. Maka dengan iklim investasi saat ini, Aceh bisa mengirim listriknya ke luar Aceh. Apalagi industri di Aceh hanya 1 %.
Ia menyebutkan k<span;>egiatan media gathering ini selalu dilakukan di wilayah infrastruktur Aceh, seperti plta peusangan di Aceh Tengah, pltu Nagan Raya, lalu di Sabang.
Dan kali ini diadakan melihat bagaimana kelistrikan di Sumbagut Medan. Jadi pihaknya membawa para awak media dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), dan Pewarta Foto Indonesia (PFI), untuk menepis informasi yang berkembang di masyarakat bahwa listrik yang dikirim ke Aceh dari Sumut, tapi Aceh sudah mandiri.
Diakui GM UID Aceh, produksi listrik di Aceh berasal dari PLTMB Arun Lhokseumawe dan PLTU Nagan Raya, juga 15 pembangkit listrik lainnya dan energi baru terbarukan yang ada di Aceh.
“Jadi beban kelistrikan di Aceh itu sumbernga adanya di Aceh. Namun listriknya terhubung dengan UPB sumbangut,” pungkasnya.