4 Fakta Sayur Lodeh yang Ditetapkan Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

JAKARTA | ACEHHERALD.COM – Identik sebagai makanan ‘wong ndeso’, sayur lodeh khas Jawa justru ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda. Siapa sangka, sayur lodeh ini memiliki fakta unik. Sayur lodeh merupakan kuliner khas Jawa yang terbuat dari berbagai jenis sayur. Mulai dari kacang panjang, nangka muda, labu siam, daun melinjo, dan lainnya. Di balik rasanya … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

JAKARTA | ACEHHERALD.COM – Identik sebagai makanan ‘wong ndeso’, sayur lodeh khas Jawa justru ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda. Siapa sangka, sayur lodeh ini memiliki fakta unik.

Sayur lodeh merupakan kuliner khas Jawa yang terbuat dari berbagai jenis sayur. Mulai dari kacang panjang, nangka muda, labu siam, daun melinjo, dan lainnya.

Di balik rasanya yang gurih dan sedap, sayur lodeh memiliki fakta unik. Mulai dari asal-usulnya dengan sejarah yang panjang hingga filosofi yang ada pada setiap bahan yang digunakan.

Maka tak heran jika sayur lodeh ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda. Dikutip dari Good News From Indonesia dan sumber lainnya, berikut 5 fakta menarik sayur lodeh.

1. Sejarah Sayur Lodeh

Terciptanya sayur lodeh ini merupakan bukti dari kreativitas masyarakat Indonesia di tengah kondisi perang. Saat itu, Kerajaan Mataram sedang berperang melawan Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) di Batavia.

Dalam kondisi yang genting, VOC kemudian menghancurkan lumbung-lumbung makanan milik Kerajaan Mataram. Hal tersebut menyebabkan prajurit Mataram kelaparan.

Selain itu, VOC juga mengancam para juru masak yang membantu prajurit. Karenanya para prajurit memutar otak dan memanfaatkan sisa bahan makanan yang kini dikenal sebagai sayur lodeh.

Yang memasak sayur lodeh pertama kali saat itu adalah salah satu prajurit Sultan Agung yang berasal dari Betawi. Tak disangka racikan masakannya menghasilkan rasa yang enak.

2. Asal-usul Nama Sayur Lodeh

Ada cerita menarik di balik penamaan sayur lodeh. Konon, itu berawal ketika teman sesama prajurit menanyakan apa nama makanan tersebut saat pertama kali dibuat.

Kemudian, karena tak tahu, prajurit asal Betawi itu pun menjawab, “Terserah lo deh,”. Dari ketidaksengajaan itulah yang akhirnya membuat makanan itu dikenal sebagai sayur lodeh.

Baca Juga:  Dua Minggu Jelang UTBK-SNBT 2023, Yuk Ingat Lagi Jenis-Komponen Tesnya!

Menurut SejarawanFadly Rahman, asal-usul penamaan sayur lodeh harus dikonfirmasi kepada ahli linguistik, karena resep sayur lodeh juga pernah masuk dalam buku resep Belanda abad ke-19.

3. Jadi Makanan Penolak Bala

Sejak diciptakannya, sayur lodeh kemudian populer sebagai makanan khas Jawa. Ada 7 bahan yang digunakan untuk membuat sayur lodeh.
Mulai dari kluwih, kacang gleyor (kacang panjang), terung, waluh (labu), godong so (daun melinjo), buah melinjo, dan tempe. Karena jumlah bahan yang digunakan itu, sayur lodeh disebut juga sayur 7 rupa.

Bagi masyarakat Jawa, sayur lodeh tak hanya sebagai makanan biasa, tetapi mereka menganggapnya juga sebagai makanan penolak bala. Karenanya setiap ada bala bencana, mereka langsung memasak sayur lodeh.

Namun,menurut Fadly Rahman, sayur lodeh untuk tangkal wabah, belum ada rujukan pasti berkaitan tradisi sayur lodeh 7 rupa dan relevansi dengan wabah.

4. Filosofi 7 Bahan Sayur Lodeh

Seperti yang telah disebutkan, ada 7 bahan yang digunakan untuk membuat sayur lodeh. Semua bahan-bahan tersebut memiliki filosofi masing-masing.

1. Kluwih : Kluwargo luwihono anggone gulowentah gatekne (Keluarga harus lebih diurusi dan diperhatikan)
2. Cang Gleyor (Kacang Panjang): Cancangen awakmu ojo lungo-lungo (Ikatlah dirimu jangan pergi-pergi)
3. Terong: Terusno anggone olehe manembah Gusti ojo datnyeng (Lanjutkan beribadah kepada yang maha kuasa, jangan kalau butuh saja)
4. Kulit Melinjo: Ojo mung ngerti njobone, ning kudu ngerti njerone babakan pagebluk (Jangan hanya melihat dari luar, tetapi harus mengetahui yang ada di dalam bencana)

5. Waluh (labu): Uwalono ilangono ngeluh gersulo (Hilangkan sifat mengeluh)
6. Godong so (daun melinjo): golong gilig donga kumpul wong sholeh sugeh kaweruh Babakan agomo lan pagebluk. (bersatu padu berdoa bersama orang yang salih, pandai soal agama, juga wabah penyakit).
7. Tempe: Temenono olehe dedepe nyuwun pitulungane Gusti Allah (Yakinlah dalam memohon pertolongan sang pencipta

Baca Juga:  Potongan Jari Manusia di Sayur Lodeh Ternyata Milik Pria

Sumber: detiknews

Berita Terkini

Haba Nanggroe