Dr M Rafiq : Jangan -jangan Aceh Hanya Intat Linto Dalam PON 2024

BANDA ACEH I ACEHHERALD.com – Persiapan Aceh yang lamban dalam membangun main venue PON 2024 di perbukitan Blang Bintang, dan sejauh ini baru finalisasi DED, serta butuh perjalanan panjang menuju realisasi di lapangan, mendapat tanggapan keras dari Dr M Rafiq, staf khusus (Stafsus) Wali Nanggroe. “Jangan jangan ujung ujungnya kita Aceh hanya berperan intat linto … Read more

Dr M Rafiq (paling kiri) saat mendampingi Wali Nanggroe menemui Menko Polhukam Mahfud MD. Foto Ist

Iklan Baris

Lensa Warga

BANDA ACEH I ACEHHERALD.com – Persiapan Aceh yang lamban dalam membangun main venue PON 2024 di perbukitan Blang Bintang, dan sejauh ini baru finalisasi DED, serta butuh perjalanan panjang menuju realisasi di lapangan, mendapat tanggapan keras dari Dr M Rafiq, staf khusus (Stafsus) Wali Nanggroe. “Jangan jangan ujung ujungnya kita Aceh hanya berperan intat linto dalam PON 2024 yang kini hanya tersisa 18 bulan lagi,” tandas Rafiq.

Menurut alumnus doktoral Perancis yang juga putra dari mantan walikota Banda Aceh, Drs Baharoeddin Yahya itu, dugaan hanya intat linto atau pelengkap dalam event bersama PON 2024 itu, setidaknya terlihat dari belum adanya tindakan di lapangan yang kini masih dalam bentuk hutan di pegunungan Blang Bintang. Bahkan pembukaan akses jalan juga terlihat masih adem adem saja.

Sementara progres untuk renovasi fasilitas alternatif di Kota Banda Aceh dan sekitarnya juga belum tampak. Seperti di kawasan Stadion Lhoong Raya. “Dengan waktu yang tersisa saat ini, rasanya sudah sangat pantas dilakukan tindakan lapangan, termasuk merenovasi fasilitas yang berkemungkinan digunakan sebagai venue PON 2024,” kata Rafiq.

Padahal di sisi lain, tagline dan maskot  PON untuk Aceh itu sudah dideklarasikan, yaitu maskot berupa Gajah Putih serta moto atau tagline adalah. ‘Bersatu Kita Juara’. Selain itu para atlet juga sudah melakukan persiapan melalui Pelatda. “Jangan jangan main venue hanya ada di Sumut, sementara kita di Aceh hanya venue terbatas untuk beberapa cabang,” tutur Rafiq.

Pada sisi lain, Stafsus Wali Nanggroe yang terhitung punya networking kuat ke Jakarta itu mengingatkan semua kalangan di Aceh, terutama stake holder yang terkait dengan PON atau lebih tepatnya menyangkut pembangunan konstruksi, untuk benar benar merealisasikan main venue yang menjadi ‘jatah’ Aceh di PON 2024. Karena dengan alasan mendesak atau apapun namanya, bisa saja paket venue PON itu berpindah ke Sumut. Dalam konteks inilah Rafiq mengingatkan kemungkinan adanya ‘jatah’ intat linto. “Kalau ini terjadi, kita Aceh benar benar tak mendapatkan apa apa dari PON 2024, kecuali hanya renovasi gedung. Dan ini berpotensi hanya menguntungkan segelintir orang atau pihak. Ini yang tak boleh terjadi dan sangat tidak kita harapkan. Karenanya kita sangat menunggu eksyen Pemerintah Aceh yang lebih lugas dalam menghadapi PON 2024  nanti,” pungkas Rafiq seraya mengakui pihaknya juga tahu jika lokasi utama PON 2024 di Aceh hanya baru sebatas DED.

Baca Juga:  Ketua DPRK Sambut Baik Kehadiran Gampong Bersinar dan IBM di Lampulo

Berita Terkini

Haba Nanggroe