Apa Boleh Puasa Setelah Malam Nisfu Syaban? Berikut Penjelasannya

SOLO | ACEHHERALD – Malam Nisfu Syaban 1444 H tahun ini berakhir pada 8 Maret 2023. Lantas, apa boleh melaksanakan puasa sunnah setelah Nisfu Syaban? Berikut penjelasannya. Mengerjakan puasa pada malam Nisfu Syaban merupakan satu amalan yang dianjurkan bagi umat Islam. Hal ini mengingat adanya keutamaan yang luar biasa pada malam ini, yaitu dihapuskan atau … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

SOLO | ACEHHERALD – Malam Nisfu Syaban 1444 H tahun ini berakhir pada 8 Maret 2023. Lantas, apa boleh melaksanakan puasa sunnah setelah Nisfu Syaban? Berikut penjelasannya.

Mengerjakan puasa pada malam Nisfu Syaban merupakan satu amalan yang dianjurkan bagi umat Islam. Hal ini mengingat adanya keutamaan yang luar biasa pada malam ini, yaitu dihapuskan atau diampuninya semua dosa manusia oleh Allah SWT bagi siapapun yang bertaubat.

Malam Nisfu Syaban adalah malam mulia yang jatuh pada malam ke-15 Syaban. Pada tahun ini, Nisfu Syaban jatuh antara tanggal 7 dan 8 Maret 2023. Sementara itu, apakah boleh menunaikan puasa sunnah setelah malam Nisfu Syaban? Hal ini menjadi pertanyaan, lantaran 9 Maret 2023 bertepatan dengan hari Kamis.

Ketentuan Puasa Setelah Nisfu Syaban
Dikutip dari laman resmi NU, Rabu (8/3/2023), ketentuan melaksanakan ibadah puasa Syaban disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. Dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa haram hukumnya menunaikan puasa Syaban setelah pertengahan bulan Syaban.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا اِنْتَصَفَ شَعْبَانَ فَلَا تَصُومُوا

Artinya, “Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, sungguh Rasulullah saw bersabda: ‘Ketika Syaban sudah melewati separuh bulan, maka janganlah kalian berpuasa’.” (HR Imam Lima: Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah).

Berdasarkan hadits tersebut, maka puasa Syaban haram dilakukan bila dimulai pada tanggal 16. Puasa Syaban harus dimulai sebelum tanggal tersebut, sejak tanggal 1 atau paling maksimal tanggal 15.

Apabila sampai tanggal 15 belum berpuasa, maka haram berpuasa pada tanggal 16 sampai akhir Syaban sesuai petunjuk hadits tersebut. Sementara itu, as-Sayyid al-Bakri menjelaskan lebih detail perihal tiga pengecualian keharaman puasa bulan Syaban sebagai berikut:

Baca Juga:  Pajero Sport Ketua Tastafi Jakarta Raya Tergelincir di Jalan Tol, Putrinya Meninggal Dunia

1. Disambung dengan puasa pada hari-hari sebelumnya, meskipun dengan puasa tanggal 15 Syaban. Semisal orang melakukan puasa pada tanggal 15 Syaban, kemudian terus berpuasa pada hari-hari berikutnya, maka tidak haram.

2. Bertepatan dengan kebiasaan puasa. Ketika orang memiliki kebiasaan berpuasa Senin Kamis atau puasa Dawud, maka meskipun telah melewati separuh Syaban ia tetap tidak haram berpuasa sesuai kebiasaannya.

3. Saat melakukan puasa nazar atau puasa qadha setelah pertengahan bulan Syaban, maka itu tidak haram.

Artinya, umat Islam masih diperbolehkan menunaikan puasa setelah Nisfu Syaban apabila sesuai dengan ketentuan di atas, seperti sudah biasa menunaikan puasa Senin Kamis, maupun dalam rangka membayar utang puasa Ramadhan sebelumnya.

Sumber: detikjateng

Berita Terkini

Haba Nanggroe