MEDAN | ACEHHERALD – Wakil Gubernur Sumatera Utara, Musa Rajekshah, mempertanyakan mengapa pemilihan umum di Indonesia, belum secara elektronik, padahal di era digital seperti sekarang ini, sudah waktunya dilaksanakan via elektronik.
Malaysia dan Singapura sudah mulai melaksanakan pemilu nya itu dengan elektronik, makanya mengapa Indonesia tidak. Ini menekan biaya. Apalagi di era digital saat ini, akan lebih memudahkan lagi.
Hal ini diungkapkan Musa Rajekshah, Wakil Gubernur Sumatera Utara, di Sarasehan Jurnalis Perempuan Indonesia 2023 yang mengambil tema literasi digital menghadapi pemilu 2024 di Rumah Literasi Ranggi, Kompleks PWI, Sampai, Rabu (8/2/2023).
Bang Ijek sapaan akrab Wakil Gubernur Sumatera Utara menjadi salah satu pemateri dalam Sarasehan tersebut, juga Uni Lubis—Ketua FJPI juga Pemred IDN Times, Imam Wahyudi–Anggota Dewan Pers 2013- 2019, serta Sociopreneur–Aleen Ong, dimana Sarasehan ini termasuk rangkaian memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2023 di Medan Sumatera Utara.
Dikatakannya meski masih ada daerah yang belum semuanya memiliki jaringan tapi hal ini bisa diatasi.
Sementara itu, Uni Lubis menyampaikan secara gamblang bagaimana cara mengetahui berita hoak kepada anak muda generasi z yang hadir di acara tersebut.
Ketua Umum FJPI ini juga mengatakan di era digital ini, jurnalis atau wartawan sangat mudah mendapatkan informasi, salah satunya ChatGPT. Dimana chat ini merupakan sebuah perangkat lunak berupa model bahasa generatif yang menggunakan teknologi transformer untuk memprediksi probabilitas kalimat atau kata berikutnya dalam suatu percakapan ataupun perintah teks.
“Cuma tanya tentang satu hal atau apapun, dalam hitungan detik, sudah di jawab. Bahkan mau tanya isi skripsi pun bagian yang lagi buat nya, dengan bahasa yang runut dan bagus, sudah terjawab,” ujarnya.
Hal yang sama disampaikan Imam Wahyudi, Anggota Dewan Pers 2013-2019. Ia bilang terkait literasi digital menghadapi pemilu 2024, generasi z dan ya harus lah kritis.
Kritis dalam membaca dan mempercayai sebuah berita ataupun konten. Terkadang isi berita nya benar, namun diplintirkan menjadi hoak. Untuk itu, harusnya semua pembaca itu kritis.