JAKARTA | ACEHHERALD – Parlemen Amerika Serikat (AS) tengah dihebohkan dengan dicopotnya seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Ilhan Omar, karena ucapannya dianggap menyinggung Israel.
Anggota DPR dari kubu Partai Republik yang berkuasa menganggap Omar memberikan pernyataan anti-semit saat berkomentar tentang Israel. Hal tersebut berujung pada pencopotan dirinya dengan voting suara 218 berbanding 211.
Omar pun menentang keras upaya untuk mencabutnya dari posisi itu. Ia mengaku suaranya akan makin kencang dan lantang dalam mengkritik kebijakan luar negeri Israel, utamanya terkait Palestina.
“Kritik saya terhadap kebijakan luar negeri kita, kebijakan Israel terhadap Palestina atau negara asing mana pun tidak akan berubah. Sebagai orang yang menderita kengerian perang dan penganiayaan, advokasi saya akan selalu untuk mereka yang menderita karena tindakan pemerintah,” papar politisi beragama Islam itu dalam akun Twitter-nya, dikutip Sabtu (4/2/2023).
“Saya seorang Muslim, saya seorang imigran dan, yang menarik, saya berasal dari Afrika. Apakah ada yang terkejut bahwa saya menjadi sasaran? Apakah ada yang terkejut bahwa saya entah bagaimana dianggap tidak layak untuk berbicara tentang kebijakan luar negeri Amerika?,” tambah politisi yang juga anggota DPR dari Partai Demokrat daerah pemilihan Minnesota itu dalam laporan The Straits Times.
Pemimpin kubu Partai Demokrat Hakeem Jeffries menuduh Partai Republik mencari ‘balas dendam politik’. Ia juga telah menyiapkan jabatan baru bagi Omar.
“Saya akan segera pindah untuk mendudukkan Omar di Komite Anggaran DPR di mana dia akan membela nilai-nilai Demokrat melawan ekstremisme sayap kanan,” ujarnya dikutip CNN International.
Omar merupakan salah satu dari dua wanita Muslim di Kongres, bersama Rashida Tlaib. Ia dikenal vokal dalam menyuarakan penindasan Israel di Palestina.
Lima tahun sebelumnya, sebelum masuk Kongres, ia mengatakan Israel telah menghipnotis dunia dan mendesak orang untuk membuka mata terhadap ‘perbuatan jahat’ sekutu AS di Timur Tengah itu.
Sumber : CNBC Indonesia