Covid Minggir, Wabah Baru Kini Guncang Singapura

JAKARTA | ACEHHERALD – Badan Lingkungan Nasional (NEA) Singapura memperingatkan adanya risiko wabah baru pada tahun 2023. Ini bukan Covid-19 melainkan demam berdarah. Sebenarnya, tetangga RI tersebut telah dilanda wabah demam berdarah dengan jumlah kasus mingguan melonjak tinggi sejak tahun lalu. Lebih dari 32.000 kasus dilaporkan pada 2022, sekitar enam kali jumlah total kasus yang … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

JAKARTA | ACEHHERALD  – Badan Lingkungan Nasional (NEA) Singapura memperingatkan adanya risiko wabah baru pada tahun 2023. Ini bukan Covid-19 melainkan demam berdarah.

Sebenarnya, tetangga RI tersebut telah dilanda wabah demam berdarah dengan jumlah kasus mingguan melonjak tinggi sejak tahun lalu. Lebih dari 32.000 kasus dilaporkan pada 2022, sekitar enam kali jumlah total kasus yang tercatat sepanjang tahun 2021.

Namun, pekan lalu, penderita kembali naik dengan 279 kasus. Ini hampir dua kali lipat jumlah yang dilaporkan pada periode yang sama tahun lalu.

“Jumlah kasus demam berdarah yang terus berlanjut di awal tahun meningkatkan risiko lonjakan awal kasus dalam beberapa bulan mendatang, dan dapat menyebabkan wabah demam berdarah lagi di Singapura tahun ini,” kata NEA dalam siaran persnya, mengutip CNA, Kamis (19/1/2023).

Saat ini tercatat ada 82 klaster DBD aktif per Rabu (18/1/2023). Sebanyak 13 di antaranya adalah klaster besar dengan 10 kasus atau lebih, termasuk di Hougang Avenue (1 kasus), Jurong West Avenue (5 kasus), dan Toa Payoh Lorong (4 kasus).

NEA mengatakan Virus dengue serotipe 3 (DENV-3) tetap menjadi strain dominan yang beredar di Singapura. Itu terdeteksi di 11 dari 13 kelompok besar demam berdarah.

“Kekebalan populasi kita terhadap DENV-3 rendah, sehingga lebih banyak orang yang rentan terhadap infeksi serotipe ini,” kata NEA.

“Dengan demikian ada risiko tinggi bahwa sejumlah besar kasus demam berdarah akan menyebabkan kelanjutan wabah DENV-3 tahun lalu di Singapura.”

NEA pun menyerukan tindakan kolektif masyarakat untuk menghilangkan potensi tempat perkembangbiakan nyamuk. Badan itu mengeluarkan imbauan untuk periode Tahun Baru Imlek, saat rumah dan properti lainnya didekorasi dengan lebih banyak tanaman hias.

Baca Juga:  Ketua Demokrat Aceh Ditentukan DPP, Musda Hanya Susun Program Kerja Serta Verifikasi Calon

Badan tersebut mengatakan pihaknya juga telah meningkatkan inspeksi di semua pembibitan tanaman. Orang yang memelihara tanaman diimbau untuk memastikan bahwa air tidak menumpuk di piring pot bunga atau di atas tanah yang mengeras.

Badan tersebut mencatat bahwa tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes yang paling umum ditemukan di rumah tahun lalu. Seperti di wadah rumah tangga, piring atau nampan pot bunga, dan wadah hias seperti vas bunga.

NEA mengingatkan masyarakat tentang langkah-langkah pencegahan yang dikenal sebagai “BLOCK”, yakni hancurkan tanah yang mengeras; angkat dan kosongkan piring pot bunga; balikkan ember dan bersihkan peleknya; ganti air dalam vas; serta Bersihkan talang atap dan tempatkan insektisida BTI, dilansir dari CNBC Indonesia.

Berita Terkini

Haba Nanggroe