JAKARTA | ACEHHERALD – China memanas ke beberapa negara yang telah memberlakukan pembatasan Covid-19 terhadap pelancong yang datang dari negaranya. Pemerintah Presiden Xi Jinping bahkan memberikan ‘hukuman’ ke Korea Selatan (Korsel) dan Jepang.
Selasa kemarin, pemerintah China menghentikan pemberian visa jangka pendek kepada individu dari Korsel dan Jepang. Beijing mengaku memiliki alasan untuk itu.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menyebut banyak negara ‘menyambut’ dengan pembatasan sejak negaranya mengumumkan keputusan menghentikan kebijakan ketat nol-Covid dan melonggarkan banyak aturan pada perjalanan lintas batas.
“Dengan sangat tulus, pihak China telah melakukan komunikasi berbasis fakta dengan negara-negara yang bersangkutan dan menguraikan langkah-langkah perbaikan Covid kami berbasis sains dan masuk akal serta situasi saat ini,” jelas Wenbin, dalam konferensi pers mingguan, sebagaimana dimuat situs resmi Kemlu China, Rabu (11/1/2023).
“Sayangnya, segelintir negara, mengabaikan sains, fakta,” tegasnya lagi.
Ia mengklaim tanggapan ke Covid-19 China seharusnya bukanlah “manipulasi politik”. Ini juga mengatakan negara-negara tidak boleh diskriminatif ke China.
“Kami sekali lagi mengimbau negara-negara terkait untuk memastikan bahwa tindakan respons Covid mereka berbasis fakta, berbasis sains, dan proporsional. Tanggapan Covid tidak boleh dijadikan dalih untuk manipulasi politik,” jelasnya.
“Itu tidak boleh diskriminatif dan tidak boleh mempengaruhi perjalanan lintas batas yang normal dan pertukaran serta kerja sama orang-ke-orang,” tegasnya lagi.
Sebagai informasi, di Korsel, pengetatan pada pelancong asal China juga termasuk untuk dua kota otonomi khusus Hong Kong dan Makau. Mereka harus di tes negatif Covid-19 sebelum bepergian dan di tes kembali saat kedatangan.
Jika positif diharuskan karantina selama seminggu. Insiden pun sempat muncul saat seorang warga negara China yang dites positif saat tiba di Seoul menolak untuk dikarantina dan melarikan diri.
Jepang pun memperketat aturan Covid-19 bagi pelancong yang datang langsung dari China, dengan menetapkan hasil negatif dari tes PCR yang dilakukan kurang dari 72 jam sebelum keberangkatan. Ini juga termasuk tes negatif kembali saat tiba di Matahari Terbit.
Sebenarnya tak hanya Korsel dan Jepang yang melakukan kebijakan sama ke pelancong China. Ini juga dilakukan negara lain seperti Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Italia, dan Spanyol.
Belum diketahui apa langkah reaktif China untuk negara-negara itu. Namun sebenarnya saat wabah Covid-19 menyebar luas di dunia 2020-2021, aturan pengetatan serupa lazim dilakukan banyak negara.
Mengutip pernyataan Badan Kesehatan Dunia (WHO), data kasus Covid-19 China diklaim kurang transparan. Di mana China menghentikan publikasi laporan kasus sejak Desember dan mempersempit definisi kematian Covid-19, dilansir dari CNBC Indonesia.