
BANDA ACEH I ACEHHERALD.com – Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) tiba tiba didatangi banyak pihak, sejenak ada info dua pasien suspect corona yang diisolasi di ruang Respiratory Intensive Care Unit (RICU), tempat khusus perawatan pasien korona di rumah sakit setempat.
Belakagan terungkap jika kedua orang pasien yang dirujuk ke RSUDZA itu baru dalam batas terduga corona. Bahkan, hingga pukul 18.30 WIB tadi, hanya tinggal satu orang saja. Dengan kata lain satu orang telah dibenarkan pulang, karena hanya demam biasa.
Sementara satu orang lainnya, seorang wanita penduduk Banda Aceh yang dirujuk dari sebuah rumah sakit swasta di kawasan Barat Banda Aceh, kini masih dalam pengawasan. “Mereka bukan suspect, tapi hanya dalam pengawasan semata, karena sudah pulih dan tak terbukti, langsung kita pulangkan,” kata Rahmadi MKes, juru bicara RSUDZA, malam ini.
Sebelumnya, sempat diberitakan oleh media digital bahwa RSUDZA ada merawat dua orang suspect korona. Bahkan Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah sempat meninjau RICU RSUDZA, Kamis (12/3/2020) siang, sejenak usai rapat dinas di Kantor Gubernur.
Sempat juga dikutip pernyataan Direktur RSUDZA DR dr Azharuddin SpOT yang seakan menyatakan RSUDZA ada merawat 10 pasien terduga korona, namun delapan orang dinyatakan negative. Belakangan, hanya sau orang tersisa hingga malam ini, dan tetap dalam ruang isolasi.
Pasien yang masih dalam pengawasan itu adalah warga yang enam hari lalu berpergian ke Bangkok, namun saat pulang ternyata sempat dilanda demam dan flu. Atas dasar itu ia langsung dirujuk ke RSUDZA, dan kini masih sebatas terduga corona.
Seperti diketahui dari literatur yang ada, menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) Suspect adalah adanya suatu tanda gejala seperti influenza, ada demam lebih dari 38 derajat celcius dan ada batuk dan sesak nafas. Apabila ada gejala demikian, ditambah ada riwayat bepergian ke negara Tiongkok terutama Wuhan, maka dikatakan itu adalah suspect novel coronavirus, seperti diungkapkan Wakil Ketua Tim Infeksi Khusus RSHS Bandung Anggraeni Alam.
Pasien suspect akan tetap diisolasi untuk diteliti sampel virusnya meski belum diketahui apa penyakit sebenarnya. Pengecekan sampel virus dan spesimen dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes) di bawah Kementerian Kesehatan.
Sementara itu, Direktur RSUDZA, Azharuddin menyebutkan, RSUDZA punya enam kamar untuk perawatan bagi pasien suspect corona. Dokter, perawat hingga petugas kebersihan ruangan yang berkontak langsung dengan pasien suspect akan dikarantina selama dua pekan sebelum dibolehkan pulang ke tempat asal. Pihak rumah sakit menyediakan satu bangsal yaitu Ruang Mamplam 2 (Ruang Rawat Penyakit Dalam Wanita).
“Siapa yang berkontak dengan pasien tidak boleh pulang. Dievaluasi selama dua minggu di sini,” kata Azharuddin.
Penulis : Nurdinsyam