Wisatawan Malaysia Akhirnya Tiba di Aceh

  BANDA ACEH | ACEHHERALD.COM – Sejumlah wisatawan Malaysia yang sudah lebih setengah tahun menunggu kepastian bisa terbang langsung dari Kuala Lumpur atau Pulau Penag ke Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, akhirnya mereka memutuskan nekat terbang lewat Kuala Namu dan kemudian melanjutkan perjalanan darat ke Banda Aceh dan Sabang. “Kami sudah berbulan-bulan menunggu kepastian … Read more

Wisatawan Malaysia saat berada di Kapal di atas rumah, Lampulo, Banda Aceh, Selasa (9/8/2022). Foto Ist

Iklan Baris

Lensa Warga

 

BANDA ACEH | ACEHHERALD.COM – Sejumlah wisatawan Malaysia yang sudah lebih setengah tahun menunggu kepastian bisa terbang langsung dari Kuala Lumpur atau Pulau Penag ke Bandara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, akhirnya mereka memutuskan nekat terbang lewat Kuala Namu dan kemudian melanjutkan perjalanan darat ke Banda Aceh dan Sabang.

“Kami sudah berbulan-bulan menunggu kepastian dibukanya penerbangan Penang – Banda Aceh atau Kuala Lumpur – Banda Aceh. Namun, sampai hari ini belum ada kepastian. Dan, karena rindu kami untuk berwisata ke Aceh, akhirnya kami sepakat untuk terbang lewat Kuala Namu dan kemudian melanjutkan perlancongannya ke Aceh,” ujar Ustad Muhammad Abduh seperti dikutip Riza Faisal kepada AcehHerald.com selepas acara peusijuek di Kapal Di Atas Rumah Desa Lampulo, Banda Aceh.

“Kami sebenarnya ingin terbang langsung dari Kuala Lumpur atau Penang ke Banda Aceh. Tapi, setelah kami cek jadwal penerbangannya selalu tidak ada kepastiannya, akhirnya kami memilih harus siap jalan darat dari Sumut ke Aceh,” ujar Ustad Muhammad Abduh.

Encek-encek, wisatawan Malaysia saat berpose di halaman Museum Tusnami Aceh, Banda Aceh, Selasa (9/8/2022). Foto Ist

Riza Faisal mengatakan mengatakan kunjungan tamu Malasyia yang ditanganinya memang tidak terlalu banyak. Hanya sekitar 23 orang, selebihnya  tamu dari Medan hingga jumlahnya mencapai 30 orang. Setiba di Aceh, mereka langsung mengunjungi sejumlah obyek wisata di Tanah Rencong sejak Selasa (9/8/2022) petang.

Kedatangan encek-encek dan puan-puan dari negeri jiran itu Selasa petang disambut secara adat Aceh oleh para pengusaha travel di Aceh. “Para tamu tersebut kemudian dipeusijuek secara adat Aceh di salah satu obyek wisata,  di sebuah rumah di kawasan Lampulo, Banda Aceh,” ujar Riza.

Menurut tour leader yang menghandel tamu asal Malaysia itu, Rizal kepada AcehHerald.com mengatakan para tamunya merasa sangat tersanjung atas peusijuek yang dilakukan para pengusaha biro perjalanan wisata di Banda Aceh.

Baca Juga:  Danrem Lilawangsa Bertemu Tokoh Aceh Tamiang

Lebih jauh, Riza mengatakan bahwa tamu Malaysianya sebenarnya ingin ke Aceh pada awal tahun 2022, begitu pendemi Covid-19 dinyatakan melandai. Tapi keinginannya tak kunjung sampai. “Berulang kali kami cek tiket AirAsia dan Fire Fly, ya selalu tak jelas. Karena teringin sekali ke Aceh, akhirnya kami ambil keputusan menuju Tanah Rencong lewat Medan langsung Aceh dan ke Sabang juga,” katanya.

Menurut Riza, kalau bukan karena terlalu rindu, jika kita melihat usia peserta tour, mereka dipastikan tidak mau berpayah-payah untuk mengunjungi Aceh dengan harus berjalan darat. Sebab, beberapa di antara peserta tour itu sudah tak mungkin lagi naik bus yang harus menempuh pejalanan lebih 1000 km. Sangat jauh.

Tapi, kata pemilik bus wisata ini, karena semangat yang memang ingin sekali ke Aceh, mereka kata mereka biarlah capek tapi yang penting bisa sampai ke Aceh. “Jadi saya kerja sama dengan temen yang di Medan, mereka yang mengurus di Medan dan saya mengurus di Aceh,” ujar Riza sambil menunjuk temannya dari Medan bernama Oscar.

Dikatakan, perjalanan wisata grup asal Malaysia ini, mereka tiba di Kuala Namu pukul 21.00 malam dan langsung berangkat ke Banda Aceh dengan menggunakan bus putra pelangi. Tiba di Banda Aceh sekitar 08.00 pagi, kemudian mereka istirahat di hotel Arabia sebelum melanjutkan citytour. Sejumlah destinasi yang dikunjungi pada hari pertama Selasa (9/8/2022), di Kuburan Massal Tsunami di Jalan Blang Bintang (Aceh Besar), Museum Tsunami, Syiah Kuala, dan Kapal di atas rumah di kawasan Lampulo, Banda Aceh.(*)

Penulis M Nasir Yusuf

Berita Terkini

Haba Nanggroe