Taqwallah Silaturahmi dengan Ulama

BANDA ACEH | ACEH HERALD– Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, dr Taqwallah MKes, memaparkan bahaya penyebaran Covid-19, kepada para ulama, anggota Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh. Sekda mengajak jajaran ulama, teungku dan abu para pimpinan dayah di Aceh, agar bahu membahu bersama para umara, dalam rangka mengendalikan penyebaran Covid-19. “Secara ilmu pengetahuan sekarang, virus corona hanya … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Sekretaris Daerah Aceh, dr. Taqwallah M.Kes memberikan pemaparan mengenai bahaya penyebaran covid-19, kepada para ulama dan anggota MPU Aceh pada Sidang Paripurna ke V Tahun 2021 MPU Aceh, di Aula Sekretariat MPU Aceh, Aceh Besar, Rabu (29/9/2021).

BANDA ACEH | ACEH HERALD–

Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, dr Taqwallah MKes, memaparkan bahaya penyebaran Covid-19, kepada para ulama, anggota Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh. Sekda mengajak jajaran ulama, teungku dan abu para pimpinan dayah di Aceh, agar bahu membahu bersama para umara, dalam rangka mengendalikan penyebaran Covid-19.

“Secara ilmu pengetahuan sekarang, virus corona hanya bisa dikendalikan dengan vaksin,” ujar Taqwallah saat menyampaikan penjelasan kepada para ulama saat menghadiri Sidang Paripurna ke V MPU, di Aula Kantor MPU Aceh, Rabu (29/9/2021).

”Apabila orang sudah divaksin lebih 90 persen di sebuah kawasan, insya Allah semua aktivitas kita akan kembali normal seperti semula,” ujarnya.

Dikatakan, sudah dua tahun masyarakat Aceh dan masyarakat dunia hidup berdampingan dengan Covid-19. Berbagai kegiatan harus dilangsungkan terbatas, termasuk kegiatan keagamaan dan belajar di dayah. Semua itu terjadi akibat penyebaran Covid-19 yang sangat cepat. Virus ini menyerang tanpa perantara, melainkan langsung dari orang ke orang. Ganasnya virus ini membuat paru-paru penderita rusak.

Memang mereka yang sudah divaksin tetap berisiko tertular. Namun, tingkat keparahan tentu berbeda. Sekda mengingatkan jika vaksin bukanlah obat, melainkan berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

“Orang yang sudah vaksin umumnya jika terpapar tidak parah. Secara ilmu pengetahuan begitu,” ujarnya.

Namun demikian, mereka yang belum divaksin dan terpapar Covid-19, efeknya bisa sangat berbahaya. Sebagai penyakit yang menyerang, paru-paru, Covid-19 bisa membuat mereka yang terpapar meninggal dunia.

Tempo setahun lalu, pemerintah dan masyarakat was-was menunggu kapan tibanya vaksin. Alhamdulillah, saat ini vaksin tiba, dan masyarakat di beberapa daerah seperti di Jakarta, berbondong-bondong mendaftarkan diri untuk disuntik. Sekda merindukan hal yang sama berlaku di Aceh. Karena secara otomatis, secara ilmu pengetahuan dan teori, sebuah zona wilayah bisa kembali hidup normal ketika lebih dari 90 persen warganya telah divaksin.

Baca Juga:  Cegah Penyebaran Covid-19, Ditlantas Polda Aceh Bagi Masker di Tempat Wisata

Sekda menyadari, tidak mudah meyakinkan semua masyarakat untuk mau divaksin. Namun demikian, kata dia, masyarakat bukan menolak melainkan belum paham manfaat dari vaksinasi Covid-19. Menjadi tugas bersama meyakinkan mereka, bahwa saat ini vaksinasi adalah salah satu jalan kembali hidup normal.

“Di negara orang sudah melepaskan masker. Kita kapan?,” ujar Sekda  Taqwallah seperti dilansir Humpor Setda Aceh.

Berita Terkini

Haba Nanggroe