Biden Optimistis Menangi Pilpres AS, Meski Belum Rebut 270 Electoral Votes

[divider style=”solid” top=”20″ bottom=”20″] WASHINGTON | ACEH HERALD CALON presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Joe Biden, mengatakan kepada para pendukungnya di negara bagian asalnya, Delaware, bahwa dia berada “di jalur yang tepat” menuju Gedung Putih. Kemenangan sementara yang diperoleh Biden, tak lepas dari dukungan yang diberikan pemilih muslim yang mencapai 69 persen suara disumbangkan untuk … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Joe Biden Capres AS penantang Trump

[divider style=”solid” top=”20″ bottom=”20″]

 WASHINGTON | ACEH HERALD

CALON presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Joe Biden, mengatakan kepada para pendukungnya di negara bagian asalnya, Delaware, bahwa dia berada “di jalur yang tepat” menuju Gedung Putih. Kemenangan sementara yang diperoleh Biden, tak lepas dari dukungan yang diberikan pemilih muslim yang mencapai 69 persen suara disumbangkan untuk mantan Wakil Presiden Barack Obama.

“Saya di sini untuk memberi tahu Anda bahwa kami berada di jalur yang tepat untuk memenangkan pemilihan ini,” kata dia pada Rabu pagi.

Hingga kini, Joe Biden sudah mengantongi 238 Electoral Votes dari minimal 270 electoral yang dibutuhkan. Sedangkan Presiden Petahana, Trump baru mengumpul 218 electoral votes dari total 538 Electoral Votes yang ada untuk memenangkan Pilpres AS. Data tersebut didasarkan pada penghitungan sementara media terkemuka AS, Fox News.

“Kita harus bersabar sampai penghitungan suara selesai. Semua ini belum berakhir sampai setiap suara dihitung,” tambah Biden.

Pemilih dalam jumlah besar telah memberikan surat suara melalui surat atau secara langsung di TPS lebih awal untuk menghindari keramaian dan mencegah penyebaran virus.

Bahkan, pemilih yang memberikan suara lebih awal yang berasal dari Texas, Washington, Oregon, Montana, dan Colorado, jumlahnya lebih banyak ketimbang total pemilih pada Pemilu 2016.

Secara keseluruhan, lebih dari 101 juta orang memberikan suara sebelum hari pemilu. Sejauh ini, Biden unggul dari pesaingnya, Donald Trump, dengan 224-213.

69 Persen Muslim Pilih Biden

Sementara dari Ankara, Turki, dilaporkan mayoritas masyarakat Muslim Amerika, 69 persen, memilih kandidat presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, sebagai presiden AS ke depan. Hasil itu ditemukan dari exit poll yang dilakukan oleh Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) pada Selasa.

Baca Juga:  Camat Peunarun Salur Bantuan Masa Panik Jelang Tengah Malam

Organisasi hak sipil dan advokasi Muslim terbesar di negara itu menyebutkan bahwa tingkat partisipasi pemilih Muslim tahun ini tinggi yakni 84 persen.

Hanya 17 persen dari 844 pemilih terdaftar yang berpartisipasi dalam exit poll yang memilih Presiden Donald Trump. Namun, dibandingkan dengan pemilu 2016, dukungan Muslim untuk Trump meningkat sebesar empat persen.

“CAIR ingin berterima kasih kepada lebih dari satu juta pemilih Muslim Amerika yang memecahkan rekor dalam pemilihan ini,” kata Direktur Eksekutif Nasional CAIR Nihad Awad dalam sebuah pernyataan.

Jutaan warga Amerika memberikan suara mereka pada Selasa untuk memilih presiden ke-46 serta perwakilan kongres mereka di DPR dan Senat.

Namun kemenangan sementara Joe Biden menyebabkan petahana berkeinginan untuk menghenyikan penghitungan suara Pilpres AS yang sedang berlangsung.

Namun, tim kampanye capres dari Partai Demokrat, Joe Biden, mengecam pernyataan Presiden Donald Trump soal niatnya menghentikan penghitungan suara pilpres AS. Ditegaskan tim kampanye Biden bahwa tim hukumnya siap mencegah langkah Trump tersebut.

Seperti dilansir AFP, Rabu (4/11/2020), tim kampanye Biden menyebut upaya Trump untuk menghentikan penghitungan suara yang hingga kini masih berlangsung di beberapa negara bagian itu sebagai langkah ‘keterlaluan’ dan ‘belum pernah terjadi sebelumnya’.

“Pernyataan presiden malam ini tentang upaya untuk menghentikan penghitungan suara yang sudah diberikan, sangat keterlaluan, belum pernah terjadi sebelumnya dan tidak benar,” tegas manajer kampanye Biden, Jen O’Malley Dillon, dalam pernyataannya.

“Belum pernah ada sebelumnya dalam sejarah kita saat seorang Presiden Amerika Serikat berupaya melucuti suara warga Amerika dalam pemilu nasional,” sebutnya.
Diketahui bahwa dalam pidatonya di Gedung Putih pada Rabu (4/11) dini hari waktu AS, Trump mengklaim dirinya menang pilpres AS meskipun belum ada satupun capres yang berhasil meraup 270 electoral votes, yang dibutuhkan untuk menang pilpres AS.

Trump dalam pidatonya menuduh ada ‘penipuan besar’ dalam pilpres dan menegaskan bahwa dirinya akan menggugat ke Mahkamah Agung AS untuk menghentikan penghitungan suara. Pernyataan Trump itu tampaknya merujuk pada penghentian penghitungan suara via pos, yang masih berlangsung di beberapa negara bagian kunci, seperti Georgia, Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin.

Baca Juga:  2 Jenderal Polri Kini Pakai Baju Tahanan, Terkait Red Notice Djoko Tjandra

Biden telah sejak lama bahwa Trump berupaya menghancurkan integritas surat suara via pos, yang mengalami lonjakan jumlah pada pilpres tahun ini akibat kekhawatiran memilih langsung di tempat pemungutan suara (TPS) saat pandemi virus Corona (COVID-19).

“Setelah mendorong upaya Republikan di banyak negara bagian untuk mencegah penghitungan sah surat suara ini sebelum Hari Pemilihan, sekarang Donald Trump mengatakan surat suara ini juga tidak dapat dihitung setelah Hari Pemilihan,” ucap Dillon.

Ditegaskan Dillon bahwa ‘penghitungan tidak akan berhenti’. “Kami memiliki tim hukum yang siap dikerahkan untuk melawan… dan mereka akan menang,” cetusnya.(*)

 

Sumber     :     ROL/DTC

Berita Terkini

Haba Nanggroe