
JAKARTA | ACEH HERALD
DALAM dua periode waktu yang berbeda, pebalap-pebalap Italia pernah menguasai balap motor kelas primer. Valentino Rossi punya ambisi mengembalikan hal itu melalui akademi balap VR46 yang dia bangun, sekaligus memutus dominasi Spanyol.
MotoGP adalah kebanggaan Italia pada periode tahun 2000-an. Dari 2001 sampai 2009, Valentino Rossi tujuh kali jadi juara dunia kelas paling bergengsi tersebut. Nicky Hayden dan Casey Stoner sempat menyelingi keperkasaan The Doctor saat jadi juara dunia di 2006 dan 2007.
Periode lain saat Italia menguasai kelas premier adalah pada pertengahan 1960-an sampai medio 1970-an. Giacomo Agostini seperti tak punya lawan sebanding saat itu saat meraih delapan gelar juara dunia 500 cc, termasuk tujuh secara beruntun.
Tapi pada nyaris satu dekade terakhir, MotoGP jadi milik talenta-talenta muda Spanyol yang penuh bakat. Dalam sembilan tahun terakhir, pebalap-pebalap Negeri Matador berhasil menjadi juara dunia delapan kali. Cuma Casey Stoner di 2011 yang berhasil merecoki dominasi tersebut.
Jorge Lorenzo tiga kali jadi juara dunia (2010, 2012, dan 2015). Sementara sisanya digasak Marc Marquez, bahkan saat dia baru menjalani musim debut di ajang MotoGP.
Jauh di dalam lubuk hatinya, Valentino Rossi gusar dengan kejayaan pebalap asal Spanyol. Terlebih dia akan segera memasuki periode pensiun. Itu diakui sendiri oleh The Doctor dalam wawancara soal akademi balap yang dia bangun di kampung halaman.
Pebalap pemilik sembilan gelar juara dunia itu punya hasrat besar mengembalikan kejayaan rider-rider Italia di ajang MotoGP melalui akademi yang sudah dibangun sejak 2014.
“Adalah tantangan buat kami membuat (pebalap) Italia berada di puncak. Kami punya sejarah yang hebat, tapi dalam beberapa tahun terakhir terjadi pergeseran,” kata Rossi dikutip dari The Race.
Jerih payah Rossi selama bertahun-tahun, dan juga uang serta waktu yang dicurahkan untuk VR46 Academy mulai membuahkan hasil yang diinginkan. Franco Morbidelli menjadi anak didik pertama Rossi yang meraih kemenangan di kelas MotoGP. Beberapa pebalap lain di kelas MotoGP, Moto2 dan Moto3 juga menunjukkan hasil yang membanggakan.
“Jadi kami bekerja keras, kami memberikan waktu, uang dan tenaga untuk ini, dan sepertinya kami bisa bertarung. Spanyol masih nomor satu, tapi kami bisa bertarung dengan mereka.”
“Saya pikir saya harus menjadi motivasi yang hebat untuk mereka. Mereka masih melihat saya berada di sana (lintasan) bertarung dengan mereka dan masih bisa memberikan upaya yang optimal. Itu memotivasi mereka untuk bisa melaju lebih cepat lagi,” tuntasnya.(*)
Editor : APRI AL AMIN
Sumber : Detik.com