
BANDA ACEH | ACEH HERALD.com – Marching Band Gita Handayani kembali tampil di Istana Merdeka pada peringatan Hari Kemerdekaan RI, 17 Agustus. Namun, penampilannya kali ini dengan jumlah personel yang terbatas hanya 30 orang dan dilakukan dengan cara virtual mampu membuat Istana Merdeka bergemuruh.
Sebelumnya tim yang ditangani pelatih Taufik Hidayat pernah tampil pada acara yang sama di Istana Merdeka, 17 Agustus 2017 lalu. Saat itu, tim marching band asal Banda Aceh diundang untuk tampil di istana, setelah beberapa kali memenangkan lomba tingkat nasional.
Pada Senin petang, sejumlah pejabat dan staf lingkungan Dinas Pendidikan Aceh dan pengurus serta anggota Tim Marching Band Gita Handayani mengadakan acara nonton bersama untuk menyaksikan penampilan MBGH yang tampil secara virtual di Istana Negara.
Penampilan memukau itu ditampilkan sesaat sebelum dilaksanakannya upacara penurunan sang saka merah putih di halaman Istana Merdeka di Jakarta.
Turut hadir pada kegiatan tersebut Sekretaris Dinas Pendidikan Aceh, Teuku Nara Setia SE, Kabid Pembinaan SMA dan PKLK, Zulkifli, MPd, Kabid Pembinaan Sekolah Menengah Kejuran (SMK), Teuku Miftahuddin MPd, Kasubbag Program, Informasi dan Humas, Muzafar, Tenaga Ahli Disdik Aceh, Dra Nurhayati MM, dan Ketua Dharma Wanita Disdik, Nur Asma beserta sejumlah staf Disdik Aceh lainnya.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs H Rachmat Fitri HD, MPA sesudah menyaksikan tayangan penampilan MBGH, Senin (17/8/2020) di Aula Cabang Disdik Wilayah Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar menyampaikan rasa bangga dan terharunya atas prestasi yang diraih Tim Marching Band Gita Handayani.
“Tahun ini adik-adik dari Marching Band Gita Handayani telah membuat sejarah untuk Negara Indonesia. Inilah hasil ikhtiar adik-adik selama ini. Kreatifitas yang dibangun telah membuahkan hasil yang maksimal seperti yang telah kita saksikan tadi,” ungkapnya.
Meski awalnya sempat khawatir, katanya, namun seluruh Tim MBGH yang berangkat ke Jakarta pada pekan lalu untuk proses pengambilan gambar dan rekaman audio, akhirnya bisa pulang dengan selamat dan sukses tampil maksimal.
“Ketika berangkat kemarin kami sempat khawatir, tapi karena kedisiplinan anak-anak semua, kita semua selamat dan sukses tampil memukau di Jakarta. Kita sanggup menjalankan sesuai dengan permintaan dari Sekretariat Negara RI,” ujarnya.
Kadisdik menyampaikan ini merupakan keberhasilan bersama. Ia yakin bahwa anak-anak Aceh adalah generasi unggul, kuat, cerdas, cemerlang dan berprestasi.
“Pesan kami kepada anak-anak agar selalu mematuhi protokol kesehatan dan protokol pendidikan. Saling mengingatkan kepada sesamanya dan tekun belajar. Selamat dan sukses selalu untuk Marching Band Gita Handayani. Semoga kedepan makin sukses lagi dengan karya-karyanya,” tuturnya.
Sementara Ketua Tim Pelatih Marching Band Gita Handayani Disdik Aceh, Taufik Hidayat menjelaskan ini merupakan sejarah dan hal yang baru. Karena tampil secara virtual dalam jumlah anggota yang terbatas. Hal ini jauh berbeda dengan tahun 2017 lalu yang tampil secara langsung di Istana Negara.
“Kita diminta perwakilan yang tampil sebanyak 30 orang untuk pengambilan audio dan video. Disini kita berkolaborasi dengan Group Band papan atas Indonesia yaitu RAN yang digawangi (Rai Asta Nino),” jelasnya.
Pria yang akrab disapa Toya itu menjelaskan pihaknya sudah mulai persiapan latihan dari awal Bulan Januari lalu. Lalu pada Bulan Maret baru diberitahukan akan tampil secara virtual setelah kasus Covid 19 di Indonesia kian merebak.
“Perasaannya sangat senang karena ini merupakan sebuah hal yang baru. Dimana kita terlibat di dunia entertainment dan hasilnya sangat memuaskan. Kami tak pernah menyangka jika di tengah situasi pandemi seperti ini. Kami bisa tampil sejajar dengan artis papan atas Indonesia,” ungkapnya penuh haru.
Toya mewakili pengurus dan anggota Tim Marching Band Gita Handayani mengucapkan terimakasih kepada Dinas Pendidikan Aceh yang telah membina dan memberikan kesempatan untuk mengaktualisasikan bakat anggotanya.
Sementara itu anggota Tim MBGH Disdik Aceh berjumlah 150 orang. Mereka berasal dari jenjang SMP/MTs dan SMA/SMK/MA se Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Setiap tahun Dinas Pendidikan Aceh melakukan seleksi khusus untuk menjaring siswa siswi yang berbakat di bidang kesenian.
Dinas Pendidikan Aceh, selain mengirimkan tim marching band Gita Handayani yang tampil virtual di Istana Merdeka, tahun ini juga mengantarkan seorang siswa kelas III SMA Negeri 1 Bireuen, Aceh, mengukir sejarah di republik ini.
Indrian Puspita Rahmadhani tampil untuk kedua kalinya di Istana Merdeka sebagai anggota tim Pengibar bendera pusaka. Pada acara yang inspektur upacara Presiden Joko Widodo, dara yang akrab disapa Indri menjadi tim inti sebagai pembawa bendera bersama dua temannya, dari NTB dan Bali.
Seperti diketahui gadis yang memiliki tinggi badan 173 cm dengan postur proporsional ini adalah putri pasangan Roni Nurjaman dan Ely Hafni yang tercatat warga Gampong Geulanggang Teungoh, Kecamatan Kota Juang, Bireuen.
Penulis : M Nasir Yusuf