AS Campuri Urusan Hagia Sophia, Urusan Apa Mereka?

ANKARA | ACEH HERALD.com Pemerintah Turki mengkritik pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo yang mendesak Ankarra agar tak mengubah Hagia Sophia menjadi masjid. Menurut Turki, Pompeo atau AS tak memiliki hak untuk melayangkan pernyataan demikian. “Kami terkejut dengan pernyataan yang dibuat oleh Departemen Luar Negeri AS tentang Hagia Sophia,” kata juru bicara Kementerian Luar … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Hagia Sophia, Istanbul, Turki.                                                                                Foto: Wikimedia

ANKARA | ACEH HERALD.com

Pemerintah Turki mengkritik pernyataan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo yang mendesak Ankarra agar tak mengubah Hagia Sophia menjadi masjid. Menurut Turki, Pompeo atau AS tak memiliki hak untuk melayangkan pernyataan demikian.

“Kami terkejut dengan pernyataan yang dibuat oleh Departemen Luar Negeri AS tentang Hagia Sophia,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Hami Askoy pada Rabu (1/7), dikutip laman Anadolu Agency.

Dia menegaskan bahwa Hagia Sophia adalah milik Turki, seperti semua aset budaya lainnya. Pemerintah Turki menjaga dan merawat mereka tanpa diskriminasi dalam kerangka tradisi toleransi dari budaya serta sejarah.

Sebelumnya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga sudah mengingatkan beberapa negara Eropa yang memprotes rencana pengalihan dan perubahan Hagia Sophia menjadi masjid itu sebagai bukan hak mereka. “Turki tak pernah memprotes beberapa negara Eropa, termasuk Yunani yang menutup masjid dan menjadikannya toko roti,” tegas Erdogan.

“Ini adalah internal Negara Turki. Jadi negara lain tidak usah ikut campur di sini,” ujar presiden yang sangat populer dan selama ini dikenal sebagai pemimpin sering tampil dalam membela nilai-nilai keislaman.

Askoy mengatakan setiap masalah yang berkaitan dengan Hagia Sophia menjadi urusan internal Turki sebagai bagian dari hak kedaulatannya. “Secara alami setiap orang bebas mengekspresikan pendapatnya sendiri. Namun tidak semua orang bisa bicara tentang hak kedaulatan kami dalam gaya ‘kami mendesak’, ‘kami menuntut’,” ujarnya.

Pompeo mendesak Turki tidak mengubah Hagia Sophia menjadi masjid. Menurutnya bangunan bekas katedral itu harus tetap terbuka untuk umum.

“Kami mendesak Pemerintah Turki untuk terus mempertahankan Hagia Sophia sebagai museum, sebagai contoh komitmennya menghormati tradisi agama dan ragam sejarah yang berkontribusi pada Republik Turki serta memastikannya tetap dapat diakses oleh semua orang,” kata Pompeo pada Rabu lalu.

Baca Juga:  Hasil Laga Dan Klasemen Premier League – The Blues Tembus Empat Besar

Pompeo menilai perubahan status Hagia Sophia dapat mengurangi warisan bangunan yang luar biasa tersebut. “Sangat jarang di dunia modern untuk melayani umat manusia sebagai jembatan yang sangat dibutuhkan antara mereka yang berbeda agama, tradisi, dan budaya,” ucapnya.

Dia berharap AS dapat mempertahankan dialog dengan Turki mengenai pelestarian situs-situs keagamaan dan budaya. Hagia Sophia awalnya merupakan gereja. Ia dibangun pada abad keenam di bawah Kekaisaran Bizantium sebagai pusat dari Konstantinopel yang kini dikenal dengan nama Istanbul.

Setelah Kesultanan Ottoman menaklukkan Konstantinopel, Hagia Sophia diubah menjadi masjid. Pada masa pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk, Hagia Sophia dialihfungsikan menjadi museum.  Tahun lalu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mempertimbangkan untuk mengubah kembali Hagia Sophia menjadi masjid.

Berita Terkini

Haba Nanggroe