Kapal Cepat Catamaran Diharapkan Jadi Pendukung Pariwisata Aceh

Perlu Dipertimbangkan Rute Segi Tiga Ulee Lheue – Pulo Aceh – Lhoknga BANDA ACEH | ACEH HERALD Untuk mendukung pengembangan pariwisata Aceh pasca pandemi Covid-19, terutama lintas laut yang menghubungkan daratan Banda Aceh – Sabang, dan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar, Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) bekerjasama dengan pengusaha swasta di Sabang sudah mendatangkan satu … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Plt Kepala BPKS Razuardi Ibrahim MP                                                                                                 FOTO ACEHHERALD/M NASIR YUSUF
Perlu Dipertimbangkan Rute Segi Tiga Ulee Lheue – Pulo Aceh – Lhoknga

BANDA ACEH | ACEH HERALD

Untuk mendukung pengembangan pariwisata Aceh pasca pandemi Covid-19, terutama lintas laut yang menghubungkan daratan Banda Aceh – Sabang, dan Pulo Aceh Kabupaten Aceh Besar, Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) bekerjasama dengan pengusaha swasta di Sabang sudah mendatangkan satu unit kapal cepat jenis Catamaran.

Kapal berkapasitas 178 penumpang itu, menurut Plt Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) Razuardi Ibrahim MP yang akrab disapa Essex kepada Aceh Herald merupakan salah satu kapal cepat modern. Kapal ini memiliki dua lambung dan sulit terombang ambing di laut lepas.

Kapal cepat Putri Anggreni 02  jenis Catamaran dengan ukuran 193 GT ini, sekarang sudah berlabuh di teluk Sabang setelah menjelajah dari Tanjung Balai Karimun ke Pulau Weh selama 28 jam.

Kapal cepat yang dibuat di Galangan Kapal di Batam, sebelum bertolak ke Sabang, Aceh, dikatakan sempat melayani rute Tanjung Balai Karimun – Malaysia. Hasilnya, ya sangat menggembirakan.

“Kahadiran kapal mewah yang dilengkapi dengan pendingin udara (AC) dan tiga televisi layar lebar ini sebenarnya sudah lama menjadi angan-angan saya,” kata Razuardi dengan nada bahagia.

Plt Kepala BPKS itu mengaku sudah lama berangan-angan untuk memiliki kapal yang siap melayani rute Banda Aceh – Sabang  dan terkoneksi dengan Pulo Aceh. Kenapa Pulo Aceh? Ya.. Karena Pulo Aceh itu memiliki sejumlah daya tarik bagi wisatawan seperti juga yang dimiliki Sabang.

Menurut Razuardi, selain Sabang dengan pantainya yang indah dan telah menjadi ikon wisata bahari Aceh, Pulo Aceh yang masuk dalam gugus tugas pengembangannya di BPKS juga memiliki sejumlah keunggulan di sektor wisata bahari.

Baca Juga:  Kantor Keuchik Kampung Baru Terbakar, Amiruddin Langsung Turun ke Lokasi Kejadian

Namun, karena tak adanya transportasi yang memadai, selama ini Pulo Aceh yang terdiri Pulau Breuh, Pulau Nasi, Pulau Bunta, masih belum maksimal berkembang.

Penyebabnya, menurut mantan Sekda Aceh Tamiang itu, salah satunya ya masalah transportasi yang tidak mendukung.

Baru setahun terakhir hanya satu kapal yang menghubungkan Ulee Lheue (Banda Aceh) dengan Pulo Aceh (Kabupaten Aceh Besar) yaitu KMP Papuyu. Namun, kapal motor penumpang (KMP) ini juga tidak maksimal hadir melayani rute tersebut setiap hari.

Karena itu, kata Razuardi, dengan hadirnya Kapal Cepat Catamaran diharapkan koneksitas antara Banda Aceh dengan Pulo Aceh bisa mendukung arus kunjungan wisatawan ke kecamatan kepulauan tersebut.

Sementara itu pengusaha taman rekreasi Joel Bungalaws di Lampuuk Kecamatan Lhoknga, Zulfitri yang dihubungi Aceh Herald, Rabu (17/6/2020) juga mengaku untuk memajukan pariwisata di Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang sangat diperlukan koneksitas transportasi modern yang bisa meningkatkan arus kunjungan ke Pulo Aceh.

“Saya berharap untuk koneksitasnya bisa dibuat rute khusus, Ulee Lheue – Pulo Aceh – Lampuuk atau Lhoknga,” ujar Joel yang konsern dengan usaha wisatanya.

Nantinya, akan ada rute segitiga antara Lhoknga-Banda Aceh-Pulo Aceh yang dilayani secara pulang pergi (PP), khusus untuk para wisatawan. Sehingga mereka akan tahu bagaimana pesona wisata bahari Pulo Aceh yang selama ini nyaris terlupakan.

Dalam kaitan menghidupkan rute segitiga itu, Plt Kepala BPKS Razuardi Ibrahim berjanji akan membuat kalender event rutin di Pulo Aceh, misalnya dengan lomba memancing atau pesta budaya. “Kita akan hidupkan Pulo Aceh, dengan target utama memberdayakan ekonomi masyarakat dan membuka akses seluas luasnya untuk Pulo Aceh. Termasuk kita akan fungsikan Pulo Aceh sebagai sentra produk perikanan, selain wisata tentunya,” tandas Essex.

Baca Juga:  Gibran Positif Corona, Ternyata Sempat Tes Antigen Hasilnya Negatif

 

Penulis : M Nasir Yusuf /Nurdinsyam

Berita Terkini

Haba Nanggroe