Menjadi Destinasi Wisata, HIV Intai Aceh Tengah

TAKENGON I ACEHHERALD – Berkembangnya dunia pariwisata di Kabupaten Aceh Tengah tentu menjadi suatu prospek kemajuan yang signifikan bagi masyarakat kabupaten berhawa sejuk tersebut, baik dari segi ekonomi dan pembangunan infrastruktur. Namun di balik itu, ada momok baru yang mulai menghantui kawasan penghasil.kopi arabika dengan kualitas terbaik di dunia ini, momok tersebut adalah tingginya jumlah … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

TAKENGON I ACEHHERALD – Berkembangnya dunia pariwisata di Kabupaten Aceh Tengah tentu menjadi suatu prospek kemajuan yang signifikan bagi masyarakat kabupaten berhawa sejuk tersebut, baik dari segi ekonomi dan pembangunan infrastruktur. Namun di balik itu, ada momok baru yang mulai menghantui kawasan penghasil.kopi arabika dengan kualitas terbaik di dunia ini, momok tersebut adalah tingginya jumlah penderita HIV dikawaasan tersebut saat ini.

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Aceh Tengah, dr Yunasri MKes, Kamis, (20/10/22), pihaknya telah melakukan tracking atau screaning terhadap18.470 masyarakat kabupaten berjulukan dataran tinggi gayo ini.

Hasilnya adalah sejak tahun 2006 hingga saat ini ditemukan terdapat 67 kasus yang terinveksi, dengan rincian  HIV 31 orang, sedang yang sudah terjangkit AIDS 36 orang, diantara 67 kasus tersebut. Korban yang masih hidup 31 orang, sedangkan yang sudah meninggal dunia berjumlah 26 orang.

Masih berdasarkan keterangan Yunasri yang juga pernah menjabat Wakil Direktur BLUD RSU Datu Beru ini, angka tertinggi yang menjadi penyebab penularan virus paling mematikan dan belum ditemukan obatnya ini adalah dari hubungan sex, baik itu berlainan jenis, maupun sesama jenis. “Iya, kita sudah lakukan screaning terhadap 18.470 sample yang sudah kita sebutkan tadi dan hasilnya kita temukan 67 kasus terinnveksi HIV dari 2006 hingga sekarang, upaya kita saat ini, selain terus memantau dan mendampingi korban terinveksi, kita juga akan segera bentuk Komite Penanggulangan Aids (KPA) guna untuk meminimalisir penyebaran virus HIV tersebut,” ujar Yunasri.

Lebih lanjut, putra berdarah Minang ini menjelaskan, untuk tahun ini, tahun 2022 sudah ditemukan adanya 8 Kasus orang terjangkit HIV, 4 diantaranya masih hidup, sementara 4 lagi sudah meninggal, dengan rentang usia korban umur 15 -21 tahun dan 25 – 55 , terdiri dari Ibu Rumah Tangga, tenaga  honorer dan Wiraswasta. “Yang menjadi kendala saat adalah, masyarakat masih tertutup dan belum bersedia untuk di screaning , bahkan masyarakat menganggap ini penyakit kampung biasa, jadi kesadaran masyarakat untuk menscreaning dirinya masih sangat minim,” ujarnya.

Baca Juga:  Hasil Survei Golkar, Darmansah Ungguli Bacabup Aceh Selatan Lainnya

Aceh Tengah saat ini adalah salah satu pusat wisata, lanjut Yunasri, maka secara Epidimioligy, Aceh Tengah beresiko penularan AIDS, sehingga perlu dibentuk KPA.

 

 

Robby

Berita Terkini

Haba Nanggroe