Pj Gubernur: Penanganan Ginjal Akut Pada Anak sudah Dipersiapkan Sejak Seminggu Lalu
LANGSA – Juru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA, Sabtu (22/10/2022) petang tadi mengungkapkan hal yang membuat kaget dunia kesehatan anak. Betapa tidak, pria berkepala plontos itu menyebutkan, saat ini sudah 20 orang pasien anak di Aceh dengan gejala penyakit ginjal akut telah meninggal dunia.
Bahkan hingga ini jumlah kasus ginjal akut yang sedang ditangani di Rumah Sakit Umum Daerah Dr Zainoel Abidin dan sejumlah RSUD lainnya di Aceh mencapai 29 kasus penyakit ginjal akut. “Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Aceh, hingga (Jum’at, 21/10) kemarin, jumlah yang ditangani sebanyak 31 kasus. Setelah dilakukan verifikasi yang akut sebanyak 26 kasus dan yang kronis 5 kasus. Hari injI, yang akut bertambah 3. Jadi total kasus gagal ginjal akut pada anak sebanyak 29. Sedangkan yang meninggal dunia, hingga hari ini sudah 20 anak,” ujar Muhammad MTA.
Muhammad MTA menambahkan, Menteri Kesehatan telah mengeluarkan Surat Edaran Kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan tingkat provinsi di Indonesia, Kepada para kepala Rumah Sakit dan organisasi keaehatan lainnya, terkait penanganan penyakit gagal ginjal akut pada anak ini. “Dalam SE menkes tersebut, para Kadis Kesehatan, Kepala Rumah Sakit dan sejumlah organisasi kesehatan lainnya, diminta untuk menjalankan beberapa item, terutama untuk penanganan kasus penyakit ginjal akut pada anak,” kata Muhammad MTA.
Sementara itu Pj Gubernur Aceh, Achmad Marzuki mengungkapkan, Pemerintah Aceh sudah bergerak cepat dalam upaya penanganan penyakit ginjal akut pada anak, yang saat ini sedang terjadi. Sejak seminggu lalu, Penjabat Gubernur Aceh bahkan telah mengingatkan dinas terkait untuk mempersiapkan berbagai upaya dan metode penanganan penyakit dimaksud.
Hal tersebut disampaikan oleh Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki didampingi Pj Wali Kota Langsa, Said Mahdum Majid dan Juru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA kepada awak media, di Meuligoe Wali Kota Langsa, Sabtu (22/10/2022) sore. “Tentunya sudah ada sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Sudah sejak seminggu lalu Saya mengingatkan dinas terkait untuk mewaspadainya juga meminta pihak Rumah Sakit mempersiapkan berbagai upaya penanganan terhadap penyakit ini,” ujar Gubernur dalam kunkernya di Kota Langsa setelah Aceh Tamiang.
“Terkait kasus gagal ginjal akut pada anak ini, sudah ada surat edaran dari Kementerian Kesehatan kepada seluruh daerah tingkat provinsi untuk mendata. Kemudian, sudah ada tata kelola penanganannya. Di Aceh saat ini sedang berjalan proses pendataan. Kita tentu berharap semua bisa segera terdata dalam kesempatan pertama,” kata Pj Gubernur Aceh itu.
“Gejalanya kan jelas itu, demam, mual, muntah, pilek, kemudian urinnya berkurang. Nah kita berharap masyarakat juga pro aktif untuk melaporkan, agar pihak terkait bisa segera mendata dan menangani secepatnya,” imbuh Gubernur.
Saat ini, sambung Pj Gubernur, Pemerintah Aceh sedang menunggu rekomendasi dari Pemerintah Pusat terkait obat apa yang secara resmi dilarang peredarannya. Namun, sementara ini beberapa obat sudah diklasifikasi untuk tidak diedarkan lagi.
Saat ini, secara umum, segala obat jenis sirup memang harus dihentikan dalam setiap pemberian resep, baik di rumah sakit maupun di apotik. Sementara itu, terkait obat apa saja yang harus dicabut total, masih menunggu rilis dari Kementerian Kesehatan. “Seperti yang disampaikan oleh Pak Gubernur tadi, kami mengimbau masyarakat untuk pro aktif melaporkan jika ditemukan gejala-gejala seperti, demam, mual, muntah, pilek, kemudian urinnya berkurang, untuk segera melapor kepada petugas kesehatan agar bisa segera dilakukan upaya penanganan dan pendataan,” pungkas Muhammad MTA.