
SINGKIL | ACEH HERALD-
Sekitar 200 ekor lembu milik masyarakat Aceh Singkil dilaporkan terserang penyakit ngorok, sebanyak 40 ekor yang diserang penyakit mematikan jenis Septicaemia Epizootika (SE) kini sedang penanganan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Aceh.
Penyakit SE yang lebih dikenal dengan penyakit ngorok dilaporkan menyerang lembu milik masyarakat Aceh Singkil sudah berlangsung selama dua pekan terakhit, yaitu akhir Juli dan awal Agustus 2021. Dalam kurun waktu dua minggu, tercatat ada 160 lembu milik petani peternak yang mati di Aceh Singkil.
Mendapat laporan adanya serangan penyakit mematikan bagi ternak lembu di Aceh Singkil, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Aceh, Drh Rahmandi, bersama tim langsung bertolak ke Singkil, Sabtu (7/8/2021).
Keterangan yang diperoleh AcehHerald.com dari Kasie Kesmavet Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Aceh, Drh Zakarya, Sabtu (7/8/2021) malam menyebutkan selain 40 ekor lembu yang terdata sedang sakit dan tengah ditangani tim keswan Aceh, sebanyak 160 ekor lembu milik masyarakat Singkil Utara itu sebelumnya dilaporkan mati sebelum sempat mendapat perawatan tim medis.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Aceh, Rahmandi yang didampingi Kepala Bidang Keswan dan Veteriner Drh Ruhaty, Kasie Pengamatan Penyakit Drh Sari Rahayu, dan Kasie Kesmavet Drh. Zakaria, yang terjun langsung ke Kabupaten Aceh Singkil hingga Minggu (8/8/2021) masih akan melakukan pengobatan dan pemantauan terhadap ternak masyarakat Aceh Singkil.

Kasie Kesmavet Drh. Zakaria yang dihubungi AcehHerald.com, Sabtu (7/8/2021) malam menyebutkan selain melakukan penyuntikan untuk 40 ekor lembu yang terserang penyakit ngorok tersebut, Kadis Peternakan dan Keswan Aceh juga menyerahkan bantuan vaksin SE.
Zakarya menambahkan Vaksin SE tersebut dimaksudkan untuk pencegahan bagi lembu yang belum terkena penyakit, namun lokasi berada di sekitar 5 Km dari lokasi lembu yang sedang terserang penyakit SE.
Vaksin SE itu diserahkan Kadis Peternakan dan Keswan Aceh, Drh Rahmandi dan diterima Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Aceh Singkil, Kuatno, SP yang didampingi Kabid Peternakan Sarpono, SP.
Menurut Drh Zakarya, vaksin SE jenis Septivet buatan Surabaya, Jawa Timur diharapkan dapat digunakan segera, sebagai upaya pencegahan, untuk daerah-daerah yang belum terinfeksi penyakit tersebut.
Penulis M Nasir Yusuf