10 Hari Menghilang, Ternyata Pasutri di Pijay Meninggal di Rumah

[divider style=”solid” top=”20″ bottom=”20″] MEUREUDU | ACEH HERALD PASANGAN suami istri (pasutri) warga Gampong Meunasah Balek Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya, Selasa (8/12/2020) siang, ditemukan dalam kondisi telah menjadi mayat di rumahnya. Jasad pasutri Marzuki Hanafiah (65) dan istrinya Erwani (55) ditemukan oleh Muzakir yang juga adik kandung almarhum Marzuki yang masuk melalui pintu samping. Sang … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Petugas mengevakuasi jasad pasutri Marzuki dan Erwani ke ambulan untuk dibawa ke RSUD Meureudu (Dok.Foto Aceh Herald/Abdullah Gani)

[divider style=”solid” top=”20″ bottom=”20″]

MEUREUDU | ACEH HERALD

PASANGAN suami istri (pasutri) warga Gampong Meunasah Balek Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya, Selasa (8/12/2020) siang, ditemukan dalam kondisi telah menjadi mayat di rumahnya. Jasad pasutri Marzuki Hanafiah  (65) dan istrinya Erwani (55) ditemukan oleh Muzakir yang juga adik kandung almarhum Marzuki yang masuk melalui pintu samping.

Sang adik diberitahu oleh tetangga jika ada bau tak sedap yang berasal dari rumah pasutri tersebut. Selain itu, keduanya telah sepuluh hari terakhir tak tampak. Padahal biasanya mereka berdagang secara berdua di kaki lima kawasan Keudee Meureudu, Pidie Jaya.

Merasa ada yang tak beres Muzakir lalu masuk menerobos lewat pintu samping, dan menemukan abangnya telah meregang nyawa dengan sang kakak ipar. Belum diketahui penyebab pasti kematian pasutri lansia itu. Polisi masih terus melakukan olah TKP, dan jasad keduanya juga telah dilarikan ke rumah sakit, untuk keperluan visum et repertum.

Keterangan yang dihimpun Aceh Herald dari sejumlah warga di tempat kejadian perkara (TKP) menyebutkan, temuan kedua jasad almarhum berawal dari merebaknya bau busuk di lokasi tersebut. Mungkin karena curiga  terhadap sebuah rumah yang sejak beberapa hari terakhir sepi sepertinya tidak berpenghuni, sehingga seorang warga menyampaikan perihal dimaksud kepada adik korban.

Seperti disampaikan Keuchik Meunasah Balek, Azhar M Gade kepada sejumlah wartawan di rumah korban. Jasad pasutri tersebut pertama kali ditemukan oleh Muhammad sekitar pukul 14.00 WIB. Sebelumnya dalam 10 hari terakhir sejak tanggal 28 Nopember 2020, keduanya yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang kaki lima di Keude Meureudu tidak terlihat. Semuanya baru jelas, ketika Selasa (8/12/2020) siang tapi, pasutri itu ditemukan meninggal dunia.  “Sejak tanggal 28/11 hingga 8/12/2020 keduanya memang tidak terlihat di luar rumah. Padahal sehari-hari mereka  berjualan di Keude Meureudu,” imbuh Keuchik Meunasah Balek.

Baca Juga:  Kapolda Ajak Pemerintah dan Masyarakat Perangi Narkoba

Komentar yang sama juga disampaikan beberapa penduduk setempat. Amatan Aceh Herald, ratusan warga termasuk anak-anak mendatangi TKP yang berada persis di sisi jalan menuju Pantai Meurah Seutia (Pantai Manohara).

Sejumlah aparat kepolisian dari Mapolsek Meureudu melakukan olah TKP sekaligus memasang garis polisi atau police line. Sementara Tim Posko Satgas Covid-19 Pijay bersama PMI setempat setelah dipertemukan dengan anggota keluarga, dengan mengguanak dua unit mobil ambulan langsung mengevakuasi jenazah ke RSUD dengan menggunakan alat pelindung diri (APD).

Almarhum meninggalkan dua orang anak dari istri pertama yang sudah lama cerai berinisial NB. Keduanya (satu pria dan satu wanita) dan sudah berkeluarga. Sementara dari isteri kedua yaitu Erwani tidak memiliki anak. Pasutri itu menetap atau tinggal di rumah tersebut yang dibangun secara bersama-sama sejak tahun 2015 lalu. “Abang saya tinggal di rumah ini sebelum gempa Pijay (gempa Pijay 7 Desember 2016 lalu—-red),” kata Muzakir adik kandung Marzuki.(*)

 

PENULIS     :     ABDULLAH GANI

Berita Terkini

Haba Nanggroe