Prof Gunawan: Kita Bersikap Elegant Sajalah

PRIA kelahiran 16 Desember 1968 di Gampong Tiba Masjid Kecamatan Beureunuen Pidie itu tampak jauh dari kesan sosok yang mendewakan formalitas. Ia tampil apa adanya, baik ketika mengajar hingga menjadi da’I dan bahkan lebih informal saat ia terlibat aktif sebagai pelatih bela diri. Pemegang Dan 2 Taekwondo serta menguasai bela diri aikido, muathay dan tarung … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Prof Gunawan Adnan.

PRIA kelahiran 16 Desember 1968 di Gampong Tiba Masjid Kecamatan Beureunuen Pidie itu tampak jauh dari kesan sosok yang mendewakan formalitas. Ia tampil apa adanya, baik ketika mengajar hingga menjadi da’I dan bahkan lebih informal saat ia terlibat aktif sebagai pelatih bela diri.

Pemegang Dan 2 Taekwondo serta menguasai bela diri aikido, muathay dan tarung derajat tersebut, dikenal sebagai sosok rendah hati. Teman temannya di KONI Aceh saat ia aktif sebagai salah seorang pengurus induk olahraga itu mengenal betul watak lelaki yang pernah berjibaku dengan megabencana tsunami yang merenggut jiwa dua orang buah hatinya itu.

Pak Gun atau Pak Prof, demikian ia disapa, tak ingin ada orang orang yang memang harus dituakan, namun malah tak dihargai dan dilecehkan. Ia akan berdiri di depan untuk mengeliminir hal hal tersebut, bahkan secara frontal sekalipun. Seperti ia lakukan suatu saat dalam Rapat Internal di UINAR, saat ada orang orang yang ia anggap harus dihormati sebagai sosok guru, tiba tiba seperti ‘dikerjai’ oleh junior, Gunawan tak sungkan mengingatkan,dengan konsekuensi apapun.

“Jangan ragukan kesetiaan beliau” seseorang membisikkan ke telinga kru Acehherald.com di sela acara menuju lokasi pendaftara kandidat rektor UINAR, siang tadi. Terasa surprise, karena Acehherald.com tak jamik dengan sosok pembisik. Namun ia sepertinya mengatakan apa adanya, tanpa bermaksud mencari muka.

Sebuah cerita pertarungan jalanam di Kota Madrid menjadi saksi ketika sosok DR Gunawan Adnan membungkam dua lelaki Spanyol yang merampok temannya. Kedua lelaki itu kucar kacir sambil menyerahkan kembali hasil rampokannya.

Foto Ist

Keteguhan dan sikap korsa untuk membela korp dari seorang Gunawan juga tak perlu diragukan. Ia buktikan hal itu ketika terjadi penundaan—yang menurutnya sepihak—atas penyerahan asset pendidikan dari Pemerintah Aceh. Gunawan datang lansung menanyakan persoalan itu, karena bagi lelaki tersebut semuanya harus jelas, lugas dan terukur. Tanpa bumbu basa basi yang membuat tak pasti, apalagi dalam balutan tendensi.

Baca Juga:  Lantunan Shalawat Badar Iringi Prof Gunawan Mendaftarkan Diri Sebagai Kandidat Rektor UIN Arraniry

Seperti diketahui, proses penjaringan bakal calon Rektor UINAR periode 2022-2026 akan segera berakhir. Nantinya panitia penjaringan akan mengumumkan siapa saja yang menjadi calon, yang tentu saja yang memenuhi  semua persyaratan yang dibutuhkan.

Berbeda dengan Perguruan Tinggi non di bawah naungan Kemenag, pihak Senat Universitas akan memilih di antara calon yang ada, serta hasil pemilihan itu dikirim ke Pusat, untuk ditetapkan salah satu yang diusul menjadi rektor.

Sementara untuk jajaran Pergruan Tinggi di bawah Kemenag, penentuan untuk calon terpilih dilantik menjadi rektor definitive  itu adalah ranah Kemenag. Lantas apa yang dikatakan oleh seorang Prof Gunawan tentang fenomena tersebut? “Bagi saya setiap amanah adalah ibadah. Kita terima dengan ikhlas hati apapun yang dihasilkan. Bukankah semua itu sudah ada dalam catatan Yang Maha Khalik bahkan sejak manusia dari dalam kandungan. Namun demikian, harus tetap dibarengi dengan rangkaian usaha atau ikhtiar yang pantang menyerah sekalipun, karena itu menjadi cukup syarat untuk berwakkal atas segala capaian yang ada,” kata Gunawan.

Sosok yang secara terbuka mengaku mewakafkan dirinya untuk kejayaan UINAR Darussalam itu, sangat welcome dengan siapapun yang mau bersaing dan bersanding untuk menjadi kandidat Rektor UINAR kali ini, bahkan calon dari luar UINAR sekalipun. “Bagi saya tak sedikitpun tersirat untuk menahan pencalonan oleh siapapun. Toh semua itu juga sudah diatur dengan persyaratan tersendiri. Makin banyak calon tentu hasilnya makin legitimate termasuk dari sisi kualitas output. Kita bersikap elegant sajalah,” tandasnya.

Ya…..seperti cita cita seorang Gunawan, mewujudkan UINAR sebagai Perguruan Tinggi berkelas dunia, unggul, kompetitif dan mandiri. Untuk itulah Sang Profesor mencoba meraih cita cita menjadi topleader UINAR, karena dengan cara itu ia ingin mewakafkan dirinya secara total untuk kampus tercinta yang juga Jantong Hate Rakyat Aceh tersebut.

Baca Juga:  Kompor Meledug, Dapur Rumah Farida Ludes

Berita Terkini

Haba Nanggroe