Suami Hengkang, “Markonah” Mumang

IDI I ACEHHERALD.com – “Markonah” demikian wanita itu disapa. Ia telah menjadi ‘ikon’ seputaran Peureulak. Perempuan yang bernama asli Nuriah binti Abdullah (42) penduduk Desa Seuneubok Rawang Kecamatan Peureulak Timur Aceh Timur itu, sudah delapan tahun menderita hilang ingatan. Markonah hidup secara nomaden di seputaran Peureulak, hingga seluruh lapisan masyarakat serta lintas profesi kenal dengan … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Markonah di depan gubuknya, saat hendak diboyong ke RSJ Banda Aceh beberapa waktu lalu. Foto Ist

IDI I ACEHHERALD.com – “Markonah” demikian wanita itu disapa. Ia telah menjadi ‘ikon’ seputaran Peureulak. Perempuan yang bernama asli Nuriah binti Abdullah (42) penduduk Desa Seuneubok Rawang Kecamatan Peureulak Timur Aceh Timur itu, sudah delapan tahun menderita  hilang ingatan.

Markonah hidup secara nomaden di seputaran Peureulak, hingga seluruh lapisan masyarakat serta lintas profesi kenal dengan sosok Markonah. Belakangan beredar isu, penyebab  “Markonah” mumang atau hilang ingatan, ditinggal oleh suami yang jatuh ke pelukan wanita lain. Markoanh sendiri disebut sebut punya tiga orang anak.

Belum diketahui pasti sejak kapan wanita itu luntang lantung di seputaran jalan negara, tanpa arah sehingga Markonah dikenal banyak kalangan mulai anak-anak hingga kaum dewasa.

Terakhir, Markonah ‘berkemah’ alias membuat rumah gubuk plastik di pinggir jalan aspal  Desa Alue Tho Kecamatan Peureulak Timur. Atas kepedulian Camat Peureulak Timur, Mukhtaruddin Yusuf, S.Sos MAP, Markonah diboyong ke RSJ Banda Aceh Agustus 2019 lalu.

Menurut Mukhtaruddin, wanita beranak tiga “Markonah” ini sudah beberapa kali dilakukan upaya penanganan untuk berobat ke  Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Banda Aceh. Tapi ia tetap tidak mau dan selalu minta pulang, kata M Rida.S.Sos, Sekdes Seunebok Rawang ketika itu kepada camat.

Menurut keterangan pihak keluarga,  Markonah stres berat,  bukan gila dan tidak mau ke rumah sakit jiwa.

Meski memiliki anak, Markonah tetap memilih hidup berpindah-pindah. Ia hidup  perpindah – pindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Kadang ia tidur di meuseum  Peureulak atau  tidur di halte Dinas Perhubungan di Kota Peureulak.

Markonah yang menderita sakit jiwa sejak 2016, baru mendapat perhatian khusus Agustus 2019 oleh camat setempat. Lalu pada Agustus 2019, camat mendatangi Markonah yang sedang berada  di gubuknya tak jauh dari kantor camat Peureulak Timur.

Baca Juga:  Ribuan Hektar Buah Sawit Rontok di Batang dan Membusuk

Setelah itu,Mukhtaruddin menemui Sekretaris Gampong Senebuk Rawang untuk berdiskusi soal nasib Markonah yang masih tinggal di gubuk plastik.

Persoalan itu kemudian  dilaporkan kepada bupati setelah sebelumnya dibahas bersama muspika Peureulak Timur. Oleh bupati, Markonah harus ditangani secepatnya. Lalu camat bersama Muspika dan pejabat instansi terkait merujuk Markonah ke RSJ dan hingga kini masih dalam perawatan.

Markonah, sebuah sisi kelam dalam rumah tangga seorang anak manusia.

 

Penulis      : Ridwan Suud (Kota Langsa/Aceh Timur)

Berita Terkini

Haba Nanggroe