
LHOKSEUMAWE – Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati melakukan monitoring dan evaluasi (monev) dan pembinaan terhadap TP-PKK di dua Gampong Keude Aceh dan Meunasah Panyang, Kota Lhokseumawe, Selasa, (10/12/2019).
Kunjungan itu dilakukan untuk memperkuat kinerja TP PKK di tingkat dasawisma serta melakukan penilaian perlombaan yang diselenggarakan PKK Aceh dalam rangka menghadapi hari Kesatuan PKK yang akan dilaksanakan tahun 2020 mendatang.
“Penilaian ini untuk Kelompok Dasawisma, untuk memperkuat kinerja mereka supaya lebih maksimal dengan tujuan agar memperkuat kelembagaan PKK dan memastikan bahwa program yang berjalan benar dan dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar,” kata Dyah.
Ia mengatakan, penilai TP PKK tingkat gampong tersebut harus memenuhi kriteria yang ditentukan, seperti efektivitas dalam mengelola sistem administrasi lembaga PKK dalam menjalankan programnya dan tingkat keberhasilannya.
Dyah mengapresiasi kerja kelompok dasawisma Gampong Keude Aceh terhadap peran mereka dalam mengindikator Inspeksi Asam Asetat (IVA) Test dengan cara meningkatkan respon masyarakat gampong setempat tentang pentingnya IVA bagi kaum perempuan.
“Penyakit reproduksi seperti servik itu merupakan penyakit paling mematikan nomor dua bagi perempuan Indonesia, jadi IVA tes ini sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit mematikan itu,” kata Dyah.
Ia mengatakan, IVA tes adalah sebuah keharusan yang harus dijalani oleh setiap kaum ibu, karena penyakit kanker servik tersebut sangat sulit dideteksi sejak dini, seringkali penyakit mematikan tersebut dapat terindikasi pada saat sudah mencapai stadium akhir.
Maka itu, Dyah menyarankan kepada seluruh perempuan di Aceh untuk lebih memperhatikan kesehatan reproduksinya. Namun pada pelaksanaannya, acap kali sulit dilaksanakan akibat terbentur izin dari suami.
Hal itu sangat disayangkan, mengingat kesehatan reproduksi bukan hanya menjadi tanggung jawab perempuan saja, tapi juga tanggung jawab dari suami. “Kesehatan reproduksi bukan semata-mata hanya untuk diri sendiri saja, namun juga untuk semua keluarga karena kalau kita sakit keluarga juga yang akan susah,” kata Dyah.
Dyah berharap, dengan gerakan yang dibentuk oleh Gampong Keude Aceh tersebut dapat menjadi sebuah gerakan preventif bagi kaum perempuan di Aceh untuk lebih sadar dan peduli terhadap kesehatan reproduksi mereka.
Editor : M Nasir Yusuf