
LHOKNGA, ACEHHERALD.com – Pantai wisata di Aceh secara umum cukup menggiurkan untuk dinikmati para turis manca negara. Namun, Pemerintah Aceh perlu melakukan penataan, pembenahan, dan tentu juga promosi yang lebih gencar ke depan sehingga kehadiran pantai yang begitu indah bisa menjadi sumber ekonomi potensial bagi masyarakat Tanah Rencong.
Hal itu dikemukakan pengamat surving nasional asal Bali, Piping menjawab AcehHerald.com di Pantai Babah Kuala Lhoknga Mon Ikeun Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar, Kamis (21/11/2019) saat Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Rahmadhani, M.Bus meninjau persiapan Aceh Surving Champions di pantai Babah Kuala.
Piping mengaku sudah bergelut dengan surving sejak tahun 1986, 33 tahun silam di Pantai Canggu Kabupaten Badung, Bali. Kini dengan pengalamannya yang sudah menghabiskan lebih separoh usianya bermain dan menantang ombak, dalam perjalanannya ia kemudian tertarik mendokumendasikan atraksi surving, dan kini menjadi penerbit majalah surving tertua di Indonesia dengan brand Magic Wave (Surf Community Newspaper).
Suatu hari wisatawan memberikan satu kamera untuk Piping yang saat itu sedang memandu tamu asal Jerman. “Tamu Jerman itu, tanya ke saya. Kamu apa mau kubayar dengan uang atau kuberikan hadiah sebuah kamera,” kata Piping mengutip kalimat yang diajukan sang tamu.
“Tanpa basa-basi, ya aku memilih kamera lah,” ujar Piping.
Dari kamera hadiah itu, Piping memperdalam ilmu fotografernya. Hasilnya, foto-foto rekaman saya banyak yang diminati tamu. Hingga akhirnya saya mendirikan majalah MegicWave pada tahun 1999. Dan ini merupakan majalah Surving pertama di Indonesia.
Kepada AcehHerald.com, lelaki pencinta ombak ini mengatakan Aceh memiliki banyak keunggulan untuk menjadi destinasi kelas dunia. Aceh, tidak hanya memiliki hamparan pantai dengan pasir berwarna hitam atau putih dan tingginya ombak yang sangat menarik minat para peselancar, tapi juga tersedianya aneka atraksi budaya yang menarik untuk disuguhkan kepada turis asing dan kulinernya yang juga sedap.
Datang ke Tanah Rencong atas undangan Panitia Aceh Surving Champions, Dek Yan, ayah tiga anak ini mengaku akan berusaha membuat peta kawasan pantai di Lhoknga. “Mudah-mudahan hasilnya bisa meningkatkan jumlah pelancong yang mau berdharmawisata ke Aceh.
Sebelum ke Aceh, Piping yang drop out Fakultas Teknik Sipil Udayana letting 1981, kini total beralih profesi sebagai pengamat surving nasional. Sebagai pengamat, Piping telah memberikan kontribusi dan advis ke sejumlah pemerintah daerah di berbagai daerah, di antaranya Pulo Rote (2000-2004), Pacitan, Jawa Timur (2006 -2007), dan Pulau Merah Banyuwangi (2015).**
Penulis/Editor : M Nasir Yusuf