Pedagang Asongan dan Pengemis Ganggu Kenyamanan Tamu Rex

  ACEHHERaLD.com – Kehadiran pedagang asongan dan pengemis di kawasan Jajanan Malam REX Peunayong, Banda Aceh, mulai dikeluhkan tamu. Beberapa perusahaan travel mengaku mereka mendapat keluhan dari tamu yang merasa sangat tidak nyaman saat mereka makan-makan di pusat kuliner Banda Ach. Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Aceh, Akhyar Ibrahim yang juga ketua … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Pusat jajanan malam REX Banda Aceh

 

ACEHHERaLD.com  – Kehadiran pedagang asongan dan pengemis di kawasan Jajanan Malam REX  Peunayong, Banda Aceh, mulai dikeluhkan tamu. Beberapa perusahaan travel mengaku mereka mendapat keluhan dari tamu yang merasa sangat tidak nyaman saat mereka makan-makan di pusat kuliner Banda Ach.

Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Aceh, Akhyar Ibrahim yang juga ketua Biro Etika DPD ASTINDO Aceh, mengaku dalam WhatsApp DPD ASTINDO Aceh secara terus terang menulis:

Kemarin malam saya sempat makan di rex. Ada pemandangan baru banyaknya penjual tali pinggang, kerupuk, jilbab, tempat sepatu, dll dan pengemis yang menginterupsi semua yang sedang ngobrol dan makan.

Beberapa wisatawan asing dan luar daerah kelihatan kesal dan langsung meninggalkan rex. Ternyata mereka juga mendatangi saya. Penjual tempat sepatu seperti tetap mengharap kami membeli dengan cara menawarkan barang yang sama ke istri lalu anak.

Sepertinya mereka dari Medan. Sesudah 3 penjual datang, saya pun nanya siapa yang beri mereka izin jualan? Sejak kapan food court rex multifungsi jadi tempat “lalu lalang” pengemis, penjual sepatu, tali pinggang, tempat sepatu, jilbab, dll😢.

Apa di sana sudah ada preman yang ngasih izin jualan seperti itu sampai pedagang setempat pun tidak berani melarang mereka masuk area food court?
Karena mengkhawatirkan para tamu enggan untuk menikmati kuliner khas Rex Peunayong dan bahkan bisa berefek pada menurunnya arus kunjungan wisatawan ke Aceh.

Akhyar Ibrahim mengaku: Itu PR kita, basoe tapeugah nyan. Namun, dengan nada tanya dia 4 mau lapor kemana temuan tersebut.

Mendapat pertanyaan seperti itu, Den U lewat Grup WA DPD ASTINDO menjawab :Itu jadi catatan bersama pak.
Lebih bagus nanti kita foto mereka, pada saat mereka lagi action.

Baca Juga:  Warga Rela Lepas Tanahnya Untuk Pembangunan Jalan Peureulak-Lokop-Pining

Keluhan terhadap pedagang asongan itu juga dikeluhkan Med Imam Travel. Lon watei nyan karap karu ngon awak meukat sangkutan jelbab, awak medan pak nyan. (Pada waktu itu, nyaris ribut dengan pedagang jilban. Mereka semuanya asal Medan).

Ita Sabang Travel menganjurkan untuk kenyamanan turis yang sedang melancong ke Banda Aceh, pengurus DPD ASTINDO Aceh agar melaporkan hal itu ke walikota.

Achyar Ibrahim kemudian menyarankan : Yang PAH na yg koordinir utk kita Audiensi ke Walkot Bna.

Ita Sabang Travel : Biar cpt ditertibkan

Akhyar Ibrahim : Yes….

Muslim Amiren : Nampaknya kita harus audiensi dengan Dinas Pasar.

Den U : Kita audiensi dengan semua pihak yang terkait.
Dinas pasar, dinas pariwisata, satpol PP dan WH, Dinas Sosial, Walikota.

Muslim Amiren : Kita undang aja atau kita silaturrahmi?

Akhyar Ibrahim: Kita minta Walkot via dinas pariwisata Bna utk duduk dgn kita pelaku usaha wisata (ASPPI, Astindo, ASATI, HPI, Asita dll) serta dinas terkait lain yg ada di pemko Bna.
Klau ndak nga akan tuntas
Yg ada saling menyalahkan, pungkas Akhyar Ibrahim.(*)

Penulis : M Nasir Yusuf

Editor : M Nasir Yusuf

 

Berita Terkini

Haba Nanggroe