KARACHI, Acehherald.com – Keputusan Pakistan menarik diri dari KTT Kuala Lumpur menuai kritik tajam dari sejumlah pihak di Islamabad. Keputusan yang didasari dengan desakan dua negara teluk yang kaya, yaitu Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, memperlihatkan kelemahan finansial negara tersebut.
Mengutip harian lokal Inggris Dawn, Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mehmood Qureshi mengkonfirmasi keputusan pembatalan tersebut pada Selasa kemarin. Di ungkapkan jika Perdana Menteri Imran Khan membatalkan rencana keikutsertaannya dalam KTT Malaysia setelah mendapat peringatan dari kedua negara teluk tersebut.
Khan sendiri berupaya meredakan ketegangan yang terjadi dengan melakukan kunjungan kerja sehari ke Riyadh, lebih awal dalam pekan ini. Namun sepertinya upaya tersebut sia-sia, karena Arab Saudi menganggap KTT Malaysia merupakan upaya tandingan bagi Organisasi Kerjasama Islam (OKI).
KTT yang membahas kondisi terkini terkait permasalahan kaum muslim secara global, dimulai sejak Rabu kemarin hingga Sabtu (21/12/2019).
“Ini adalah kegagalan diplomatik internal,” kata Abdul Basit, mantan duta besar Pakistan kepada Anadolu Agency. Ia menambahkan bahwa Islamabad harusnya melakukan pekerjaan rumahnya sebelum melakukan inisiatif semacam itu.
Sedangkan pensiunan Letnan Jenderal Talat Masood, seorang analis keamanan yang berbasis di Islamabad, mengungkapkan pandangannya dan akan terus mengamati inisiatif Kuala Lumpur tersebut. “Itu menunjukkan kurangnya pemahaman dari pihak perdana menteri. Dia seharusnya tidak melakukan sesuatu yang tidak dapat dia lakukan,” ungkap Masood.
Tidak berpengaruh pada posisi Jammu dan Khasmir
Kedua analis tersebut sepakat, tindakan Pakistan tidak akan mampu merubah kondisi sengketa dua wilayah dengan India. Wilayah yang dimaksud merupakan Jammu dan Khasmir, yang sering menjadi sengketa berdarah di antara kedua negara.
“Hubungan dengan Turki, Malaysia dan Iran tidak akan mempengaruhi apapun, terutama pencabutana status otonomi yang telah dilakukan oleh India”, tegas Jendral bintang tiga tersebut.
PM Pakistan sendiri telah bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di sela-sela konferensi global di Jenewa terkait kemunduran negaranya. Begitu juga kepada Mahathir Muhammad dan ia juga menyatakan penyesalankarena tidak dapat menghadiri pertemuan itu.
Namun sejumlah politisi dan jurnalis, melalui twitter mengecam keputusan Khan yang tidak menghadiri KTT.
“Mundur dari KTT KL, ketika Turki, Malaysia, Iran mendukung Pakistan di Kashmir adalah seperti batu,” kata Senator Mushahid Hussain, pemimpin senior partai oposisi utama Liga Muslim Pakistan-Nawaz, melalui tweeternya.
Wartawan senior Umar Cheema, langsung merujuk pada putra mahkota Saudi, “Berita buruk untuk kunjungan Imran Khan di Malaysia dibatalkan atas perintah Mohammad bin Salman,” twitnya.
Keputusan Khan “mencerminkan kelemahan dan ketidakmampuan manajer kebijakan luar negeri Pakistan, apakah itu Imran Khan dan timnya, atau Kantor Luar Negeri Pakistan atau militer,” kata Ijaz Khan, seorang profesor hubungan internasional di Islamabad.
“Dia atau mereka seharusnya menyadari reaksi Arab Saudi terhadap KTT semacam itu dan menyatakan tidak setuju sebelum pengumuman itu.”
“Dengan menolak untuk berpartisipasi setelah pengumuman itu, akan berdampak negatif pada hubungan Pakistan dengan, bukan hanya Iran, tetapi lebih banyak dengan Malaysia dan Turki”, tambahnya lagi. (aacom)
Editor: Salim