
PEUREULAK I ACEHHERALD.com – Kemarau panjang yang melanda sebagai besar wilayah Aceh Timur hampir dua bulan terakhir, menyebabkan ribuan hektar sawah kekeringan. Kondisi itu membuat petani memilih alternative budidaya padi ala pdi gogo untuk lahan kering, dengan cara menanam padi memakai neuga atau “tongkat” kayu.
Kebijakan tersebut ditempuh sebagian petani sawah di Alue Lhok Kecamatan Peureulak Timur Aceh Timur. Karena, jika tidak menggunakan kayu runcing, petani akan sulit menanam benih padi di atas permukaan tanah yang keras dan retak.
Petani yang sudah bertani ala tadah hujan itu berharap agar Pemkab Aceh Timur atau pihak trkait di propinsi untuk membuat irigasi teknis di lahan mreka, hingga usaha tani tak lagi tergantung dengan alam. Hal yang sama dirasakan petani di Kecamatan Peureulak Kota, Idi Timur hingga Kecamatan Julok. Selama ini akibat kemarau, ratusan hektar sawah di kawasan itu kerap gagal panen.
Jika musim penghujan, tanaman padi mengalami gagal panen karena terendam banjir. Sebaliknya kalau musim kemarau, gagal panen karena kekeringan. “Kami butuh perhatian pemerintah untuk mengatasi masalah ini setiap tahun, ” ujar Zulfadli, Ketua Kelompok Tani Desa Matang Rayeuk Idi Timur.
Di Kecamatan Julok, sawah juga kekeringan karena banyak sawah tadah hujan di sana.Jika tidak ada hujan setelah ditanam, petani akan gagal panen, jikapun tidak gagal panen, hasil panen padi petani tidak maksimal, karena tidak cukup air,” ujar Husni, salah seorang petani di Kecamatan Julok seraya berharap Pemerintah Aceh Timur membangun irigasi agar petani di kabupaten ini bisa sejahtera.
Penulis : Ridwan Suud (Aceh Timur/Kota Langsa)