Ketua dan Pimpinan Fraksi DPRA Terima Dubes Swiss

KETUA DPRA, H. Dahlan Jamaluddin, S.IP bersama para Pimpinan Fraksi DPRA menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Swiss untuk Indonesia, H. E. Kurt Kunz dan Deputy Head of Mission (Wakil Duta Besar), Michael Cottier, di Ruang Kerja Ketua DPRA, Kamis (6/2/2020). Kedatangan Dubes Swiss dan wakilnya ke DPRA, adalah bagian dari kunjungan kerjanya ke Aceh. Pada … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Dubes Swiss bersama ketua dan pimpinan fraksi DPRA. Foto Ist

KETUA DPRA, H. Dahlan Jamaluddin, S.IP bersama para Pimpinan Fraksi DPRA menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) Swiss untuk Indonesia, H. E. Kurt Kunz dan Deputy Head of Mission (Wakil Duta Besar), Michael Cottier, di Ruang Kerja Ketua DPRA, Kamis (6/2/2020).

Kedatangan Dubes Swiss dan wakilnya ke DPRA, adalah bagian dari kunjungan kerjanya ke Aceh.

Pada kesempatan ini, Bardan Sahidi, S.Pdi, M.Hum, M.Ed. (F.PKS) menyampaikan beberapa pandangan “investment guidelines “ kepada Duta Besar Swiss, antara lain, transitional Justice Aceh dalam pemulihan (recovery) pasca konflik dan tsunami, pemenuhan kebutuhan dasar masyarat (basic social need) layanan pendidikan dan kesehatan.

Selain itu Bardan juga mengulas potensi ekonomi alam Aceh pada komoditi ekspor kopi, kakao, sere wangi, minyak nilam dan kentang granola (bukan tambang) ekstraktif.

Mitigasi dan penangulangan bencana dan konflik satwa dengan manusia pada perebutan lahan dan sumber makanan dan partisipasi dan edukasi politik perempuan.

Sementara Ir. Azhar Abdurrahman dari Fraksi PA, meminta dukungan dari Pemerintah Swiss terkait kantor Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser yang berada di Medan, Sumatera Utara, sementara itu Gunung Leuser berada di Aceh. Dan beliau berharap Swiss mau membuka pintu impor CPO dari Aceh.

Sedangkan Fuadri, S.Si., M.Si, (F.PAN) berharap agar Pemerintah Swiss bersedia memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat Swiss bahwa kondisi Aceh sudah Kondusif, Indah dan Damai. Semua ini  berkat perhatian dan bantuan dari masyarakat Swiss ketika Aceh ditimpa bencana alam dan Konflik di Aceh pun bisa berakhir. Kami masyarakat aceh pasti menyambut dengan terbuka apabila ada masyarakat Swiss yang mau berwisata ke Aceh.

 

Tarmizi “Panyang” (Ketua F.PA), berharap Pemerintah Swiss bisa langsung berkomunikasi dengan Pemerintahan Aceh, tidak perlu lagi melalui Pemerintah RI baru kepada Pemerintah Aceh. Dan aturan ini ada, karena Aceh daerah khusus. Kekhususan Aceh seperti ini menjadi penting, sebagai upaya mempercepat “akselerasi” pembangunan di Aceh.

Baca Juga:  Terkait Kisruh Antara dr Hardiyanis dan dr M Yusuf Yang Berujung Proses Hukum, Begini Kata Ketua IDI Aceh Tengah

Rizal Falevi Kirani (F.PNA), menyampaikan tentang dukungan Pemerintah Aceh terhadap Komisi Kebenenaran dan Rekonsiliasi (KKR) Aceh dan Implementasi MoU Helsinki dan Kewenangan yang diberikan Pemerintah RI kepada Aceh. (REL)

Berita Terkini

Haba Nanggroe