
JAKARTA I ACEH HERALD.com
Kapal-kapal penangkap ikan China dengan pengawalan yang ketat masih berada dan bertahan di perairan Natuna hingga Ahad (5/1/2020).
Hal itu diungkapkan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I TNI Laksamana Madya TNI Yudo Margono. Kapal-kapal tersebut berada di 130 NM timur laut Ranai, Natuna.
“Iya benar (masih bertahan), 2 coast guard dan 1 pengawas perikanan + 30 kapal ikan Cina,” kata Yudo dikutip AcehHerald.com dikutip dari Republika, Ahad.
Ia mengatakan rencananya besok akan ada 6 KRI yang akan dikerahkan di perairan Natuna. Meskipun masih bertahan, TNI tetap akan melakukan shadowing terhadap keberadaan kapal-kapal tersebut.
Selain itu, pihaknya tetap akan mengupayakan langkah-langkah yang persuasif agar kapal-kapal Cina tersebut mau meninggalkan perairan Indonesia. “Diambil langkah-langkah persuasif dengan komunikasi yang baik,” ujarnya.
Perseteruan yang terjadi di Laut Natuna Utara baru-baru ini dipicu masuknya sejumlah kapal nelayan Cina yang dikawal Kapal Penjaga Pantai sejak Desember lalu. Pihak TNI AL berkali-kali melakukan pengusiran, tetapi penerobosan batas wilayah terus dilakukan kapal-kapal nelayan dan penjaga pantai tersebut.
Reaksi pun bermunculan dari pemerintah Indonesia. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menekankan, Indonesia tidak akan pernah mengakui Nine Dash Line yang diakui sepihak oleh Cina.
“Indonesia tidak pernah akan mengakui Nine Dash Line, klaim sepihak yang dilakukan oleh Tiongkok yang tidak memiliki alasan hukum yang diakui oleh hukum internasional, terutama Unclos (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut) 1982,” kata Retno seusai rapat koordinasi di Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (3/1) lalu.