MEULABOH, ACEH HERALD.com – Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Rachmat Fitri HD, MPA, menghadiri temu Puisi Nusantara dan Budayawan Aceh bersama Sastrawan Negara Malaysia Prof. Dr. Siti Zainon Binti Ismail, Kamis, (14/11/2019), di Aula Universitas Teuku Umar (UTU), Alue Peunyareng, Aceh Barat.
Temu Puisi Nusantara dan Budayawan Aceh mengusung tema “Mengangkat Khazanah Nilai-Nilai Budaya Aceh di Mata Dunia.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Rektor UTU, Prof. Dr. Jasman J. Ma’ruf, Danrem 012/Teuku Umar diwakili Kapenren, Mayor Info Teuku M.Khair, SE, Wakil Rektor UTU Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Dr. Mursyidin, MA, para Bupati atau yang mewakili unsur Forkopimda Kabupaten Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya dan Aceh Selatan, Dekan, Ketua Senat, Kepala Biro AKPK, Kabag dilingkungan UTU, para seniman dan Budayawan serta Mahasiswa.
Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Rachmat Fitri HD, menyampaikan paparannya dengan mengusung tema “Kontribusi Budaya dalam Pengembangan dan Peningkatan Mutu Pendidikan Aceh”.
“Saat ini, kita semua menyaksikan sebuah fenomena tentang dahsyatnya perubahan dunia yang terus bergerak dengan begitu cepat. Kita tidak memiliki alat bukti yang kuat dan meyakinkan untuk menyatakan bahwa kita mampu membendung perubahan-perubahan tersebut,” ujar Haji Nanda, sapaan akrab Kepala Dinas Pendidikan Aceh ini.
Menurutnya, perubahan tidak mungkin dicegah, melainkan dikendalikan melalui upaya-upaya yang sistematis.
“Kondisi seperti ini, perlu kita kembangkan sebuah model manajemen yang efektif untuk difungsikan dalam menata segala bentuk tatanan baru yang timbul sebagai akibat dari perubahan-perubahan tersebut,” katanya.
Sebab, katanya lagi, bila tidak, dipastikan akan menjadi asing di era dimana menjalani kehidupan. Hal ini kompleks dengan perkembangan teknologi digital yang terus dikembangkan sebagai hasil cipta, rasa dan karsa dari masyarakat yang hidup di era sekarang ini, secara nyata telah menghadirkan tatanan baru dalam kehidupan manusia.
“Saat ini telah lahir pola hidup baru dalam bekerja, dalam berinteraksi, memandang nilai-nilai kehidupan, juga dalam memaknai hidup. Kondisi inilah yang mengharuskan kita memberi pembobotan pembangunan sumber daya manusia menjadi lebih tinggi melalui upaya pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan,” tutur Kepala Dinas Pendidikan Aceh.
Ia juga menyampaikan bahwa pendidikan Aceh harus dapat memberikan kontribusi yang terukur dalam mewujudkan Aceh Hebat dimasa mendatang.
“Konsep Aceh Carong dan Aceh Meuadab adalah sebuah kondisi sumber daya manusia Aceh yang diinginkan. Pencapaian kondisi seperti ini diupayakan melalui sebuah proses pendidikan dengan indikator-indikator capaian yang tergambar dalam dimensi pengetahuan, ketrampilan dan sikap,” imbuhnya.
Lebih lanjut ia mengatakan secara regulasi pendidikan Aceh pada dasarnya telah diberi ruang untuk melakukan inovasi-inovasi agar selaras dengan kebutuhan dan pemenuhan tuntutan kondisi lingkungan perubahan pada skala Aceh, nasional dan global.
“Diperlukan kerja profesional dalam mendiagnosis kondisi kekinian dan prediksi lingkungan dimasa mendatang. Data tersebut sangat diperlukan sebagai bahan untuk menyusun perencanaan yang baik sebagai langkah awal dalam upaya mencapai target tujuan dengan indikator-indikator yang akurat” sambung Kadisdik Aceh ini.
editor : M Nasir Yusuf