Ini Dia Wastafel Otomatis dan Bilik Disinfektan Produk SMKN 2 Karang Baru

BANDA ACEH – ACEHHERALD.com Dinas Pendidikan Aceh memfasilitasi tim pengembang SMK Negeri 2 Karang Baru, Aceh Tamiang untuk berinovasi dengan merancang dan memproduksi alat pencuci tangan (wastafel) otomatis dan Disinfection Chamber (bilik disinfektan) hemat energi. Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Karang Baru secara khusus menghibahkan hasil inovasi pihaknya untuk dipasang dan digunakan pegawai … Read more

Iklan Baris

Lensa Warga

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Rachmat Fitri didampingi T Fariyal sedang mengetes wastafel otomatis produksi SMK Negeri 2 Karang Baru, Aceh Tamiang. FOTO IST

BANDA ACEH – ACEHHERALD.com

Dinas Pendidikan Aceh memfasilitasi tim pengembang SMK Negeri 2 Karang Baru, Aceh Tamiang untuk berinovasi dengan merancang dan memproduksi alat pencuci tangan (wastafel) otomatis dan Disinfection Chamber (bilik disinfektan) hemat energi.

Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Karang Baru secara khusus menghibahkan hasil inovasi pihaknya untuk dipasang dan digunakan pegawai dan tamu di Kantor Dinas Pendidikan Aceh.

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Rachmat Fitri HD, didampingi Kabid Pembinaan SMK, Teuku Miftahuddin, Kabid Pembinaan SMA dan PKLK, Zulkifli,  Kepala UPTD Balai Tekkomdik, T. Fariyal, Ketua Dharma Wanita Disdik Aceh, Nurasma Rachmat Fitri, S.Ag berkesempatan untuk menyaksikan langsung proses perakitan dan mencoba menggunakan kedua alat yang terletak di halaman gedung A Kantor Disdik Aceh, Jumat (17/4/2020).

Dikatakan, meskipun sederhana, alat tersebut dinilai memiliki pengaruh yang sangat besar terutama untuk mengurangi resiko penularan virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19. Alat tersebut dapat dimanfaatkan di fasilitas umum yang sering dilalui oleh masyarakat.

“Kita juga sudah membuat spanduk berisi imbauan di depan Kantor Disdik Aceh agar para pegawai yang melaksanakan piket dan tamu yang datang untuk dapat mencuci tangan dan menyemprotkan diri di bilik yang telah tersedia,” ujarnya.

Sementara, Kepala SMK Negeri 2 Karang Baru, Drs Bujang SG, MT didampingi Ketua Tim Pengembang SMK Negeri 2 Karang Baru, Rahmad Purnama, S.ST, M.Eng menjelaskan awalnya mendapatkan ide tersebut dikarenakan keinginan dari kepala sekolah untuk membuat suatu alat yang berguna bagi masyarakat dalam memutuskan penularan wabah covid 19.

Wastafel otomatis dan alat disinfektan produksi SMK Negeri Karang Baru, Aceh Tamiang, dipasang di halaman depan Kantor DInas Pendidikan Aceh, Jumat (17/4/2020). FOTO IST

“Hari ini kita sudah dapat menciptakan dua alat yaitu bilik disinfektan dan pencuci tangan otomatis. Ini merupakan produksi yang kedua dan kita berikan untuk digunakan di Kantor Disdik Aceh,” terangnya.

Baca Juga:  Erick Thohir Resmi Calonkan Diri Jadi Ketua Umum PSSI

Menurutnya, ada beberapa keunggulan dari produk alat pencuci tangan otomatis yang dibuat pihaknya, yaitu terdapat efisiensi dalam jumlah energi, karena daya yang digunakan lebih kecil dan efisiensi dalam penggunaan air, karena setelah digunakan, keran air akan mati dengan sendirinya.

“Memang masih ada kelemahan pada alat ini yaitu keran airnya baru akan mati setelah sepuluh detik penggunanya berpindah tempat, namun kami akan terus berinovasi untuk memperbaiki kelemahan yang ada,” ujarnya.

Lebih lanjut untuk alat bilik disinfektan yang diproduksinya memiliki keunggulan yaitu bisa mengatur kekuatan dari semburan sabun ke badan, namun tidak mengurangi esensi dari penyemprotan untuk pencegahan covid 19. Untuk bahan penyemprotan disinfectan di dalam bilik tersebut, pihaknya menggunakan bahan yang aman seperti sabun cair yang tersedia di pasaran.

“Alat ini bakal menyemprotkan disinfektan keseluruh tubuh atau pakaian warga yang beraktivitas di luar rumah. Alat ini ditujukan bagi masyarakat yang tidak bisa melakukan pekerjaan dari rumah,” ungkapnya.

Pihaknya berharap alat itu dapat membunuh kuman atau virus yang menempel pada tubuh atau pakaian. Tujuan alat ini diciptakan adalah mengurangi resiko penularan Covid-19, di mana beberapa warga yang beraktivitas di luar sehingga tidak bisa melakukan work from home.

Bujang mengaku belum melakukan produksi massal terhadap alat tersebut. Sejauh ini, pihaknya baru membuat dua unit. Akan tetapi, dia berkata penjualan kedua alat tersebut rencana akan dipatok dengan harga berkisar Rp 3 hingga Rp 4 juta.

“Proses pembuatan kedua alat ini memakan waktu 4 hingga 5 hari. Alat ini dibuat dengan sederhana dan semurah mungkin. Selain itu, bentuknya yang modular membuat alat itu mudah dipasang dan diaplikasikan di berbagai tempat,” tutupnya.

Baca Juga:  Sukses Kelola Zakat, Nova dan Aminullah Dianugerahkan Baznas Award 2020

Menurutnya, sebelum dihibahkan untuk Disdik Aceh, kedua alat serupa tersebut juga sudah terlebih dulu dihibahkan kepada masjid yang berada di Kabupaten Aceh Tamiang.

 

Editor  : M Nasir Yusuf

 

Berita Terkini

Haba Nanggroe