BANDA ACEH | ACEHHERALD.com – Sebagai warga persyerikatan Muhammadiyah, hendaknya tetap menjaga nilai – nilai moralitas yang sudah melekat di tubuh Muhammadiyah. Nilai itu adalah nilai baik, terhormat, dan punya marwah. Nilai tersebut sudah sepantasnya dijaga dan pertahankan layaknya mutiara. Jika dianalogikan, sekali terlepas,sekali itu pula akan susah dikembalikan, demikian pesan dari Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nasir.
Pesan tersebut tak serta merta disampaikan Haedar. Namun juga setelah melihat kehidupan perpolitikan umat Islam di Indonesia yang berpotensi menimbulkan ketegangan di tengah – tengah masyarakat.
Haedar bersama Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Aceh terpilih Abdul Malik Musa dalam satu kesempatan menuturkan bahwa dalam kondisi saat ini, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Aceh jangan terlalu terikat dengan pemahaman internal saja, namun juga harus membuka diri untuk bergaul dengan semua elemen masyarakat yang ada di Aceh, imbuhnya di kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Menteng Raya, Jakarta Pusat.
Disamping itu, PWM Aceh juga harus menjaga hubungan dan bersilaturrahim dengan pemerintah dan forkompimda di Aceh. Kalau bisa momen lebaran nanti sempatkan bersilaturahim ke pendopo Gubernur, Pangdam, Kapolda, harapnya.
Sebab, aliran politik Muhammadiyah adalah sebagai gerakan yang berada di tengah. Yakni gerakan reformis dan moderat. Inilah persoalan politik Islam, kita harus dapat menentukan yang mana nilai absolut dan yang mana bisa dikompromikan, ujarnya.
Haedar melanjutkan, kita melihat selama ini acap kali agama dijadikan nilai untuk mencapai kekuasaan. Untuk itu, meski agama dan politik menjadi kontradiksi, keduanya juga dapat menjadi harmoni layaknya hubungan antara ad-din wa aldunya, agama dan dunia.
Haedar menginginkan, dalam hal berdakwah juga, kalau ceramah juga jangan langsung membid’ah kan orang lain karena tidak seorang pun yang bisa menjamin bahwa kita saja yang masuk surga, sedangkan yang lain karena beda pemahaman tidak masuk syurga, ini yang harus diluruskan.
Haedar juga berpesan, kalau bisa kedepan lakukan dakwah bersama dengan semua ormas Islam di Aceh, akan lebih bagus lagi jika dilakukan di daerah – daerah perbatasan, Jumat (17/03/2023).
Selain itu, kita jangan pernah berpikiran sempit dan kerdil karena Muhammadiyah adalah organisasi besar. Cara dan sikap kita dalam memimpin Muhammadiyah juga harus besar agar Marwah Muhammadiyah diperhitungkan dunia dalam tatanan global, tandasnya.
Dalam satu kesempatan, Malik Musa sebagai Ketua PW Muhammadiyah Aceh terpilih turut menyahuti pesan dari Ketum PP Muhammadiyah itu, ia menyebut bahwa sebagai Ketua PWM Aceh terpilih mengharapkan bimbingan dan arahan. Sebab, Pak Haedar disamping Ketua Umum juga merupakan ilmuwan dan juga memiliki riwayat pengalaman yang mumpuni, ujar Dosen USK itu setelah pulang dari Bali.
Sebab, beliau tercurahkan ke saya dan membuat semakin percaya diri untuk melangkah dan mengemban amanah PWM Aceh ke depan ini lebih baik, Insya Allah. Demikian imbuhnya kepada Acehherald.com.
Penulis : Andika Ichsan/Banda Aceh