Aceh Targetkan Investasi US$3 Miliar dari UEA, Pelaku Wisata Aceh Mendukung

JAKARTA I ACEH HERALD.com Pemerintah Aceh dan para pelaku pariwisata di Tanah Rencong sangat mengharap adanya investasi besar-besaran dari Uni

JAKARTA I ACEH HERALD.com

Pemerintah Aceh dan para pelaku pariwisata di Tanah Rencong sangat mengharap adanya investasi besar-besaran dari Uni Emirat Arab (UEA) dan timur tengah lainnya dalam pengembangan pembangunan Aceh ke depan. Nilai investasi yang diharapkan dari UEA sedikitnya US$3 miliar atau sekitar Rp 43 triliun.

Sebelumnya, negara kaya minyak itu menyepakati rencana investasi US$22,89 miliar atau setara Rp314,9 triliun (kurs Rp14.000) dengan Indonesia. Kesepakatan itu tercapai setelah kunjungan Presiden Joko Widodo ke negara Timur Tengah itu beberapa hari lalu.

Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengatakan dari dana tersebut, pemprov menargetkan dana investasi dari Uni Emirat Arab sekurang-kurangnya US$2,5 – US$3 miliar.

Investasi di sektor properti antara lain yang menunjang pariwisata, di antaranya bisa ikut mengembangkan usaha perhotelan di Sabang dan Banda Aceh, Industrial Estate di Ladong [Kabupaten Aceh Besar], dan Islamic Development Estate di Banda Aceh.

Kepada Emir Arab itu, Gubernur Aceh Nova Iriansyah berharap investasi mereka di Serambi Makkah ini tidak hanya di sektor properti. Sebab, Aceh memiliki potensi berbagai sumber daya alam lainnya yang membutuhkan penanaman modal, di antaranya di bidang agrobisnis, halal food hingga petrochemical.

Dikatakan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, pihaknya akan menjemput bola dan mempermudah seluruh proses investasi masuk sesuai perundang-undangan. “Kita berharap investasi itu segera bisa dilaksanakan. Lebih cepat lebih baik, dan kita berharap pada 2020 sudah mulai perizinan,” terangnya.

Indonesia dan Uni Emirat Arab menyepakati kerja sama ekonomi kedua negara meliputi kerja sama antarpemerintah dan business to business di berbagai bidang seperti pertanian, pendidikan, pendidikan agama, dan investasi.

Kerja sama tersebut disepakati senilai US$22,89 miliar dengan partisipasi UEA di dalamnya sebesar 33 persen atau senilai US$6,8 miliar. Seluruhnya terbagi atas lima proyek antarpemerintah (g to g) dan 11 proyek bisnis (b to b).

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan UEA meminta untuk berinvestasi di sebuah pulau dengan udara bersih dan pantai yang bagus.

Menurut Luhut, investasi di Aceh rencananya akan dilakukan oleh adik Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed yaitu Syeikh Hamid.

“Pekan depan pihak UEA dan pemerintah Provinsi [Aceh] akan membicarakan ini, alasan mereka ingin berinvestasi di Aceh karena jarak terbang dari Abu Dhabi kira-kira hanya 5 jam,” katanya melalui keterangan resmi.

Pelaku Wisata Dukung

Sementara itu sejumlah pelaku pariwisata di Aceh mendukung keinginan adik Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed yaitu Syeikh Hamid yang memilih Aceh sebagai salah satu daerah yang menjadi prioritas investasi UEA di Indonesia.

“Kami berharap semua pihak mendukung investasi dari negara muslim tersebut,” kata Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Aceh, Azwani Awi kepada Aceh Herald.com.

Menurut Azwani Awi yang juga pengusaha travel dan menjabat  sebagai Direktur PT Delta Menara Kreatif (DMK) itu, peluang itu harus segera disahuti oleh Pemerintah Aceh. “Peluang ini tidak ada dua kali. Karena banyak daerah lain yang sangat mengharapkan investasi tersebut,” katanya.

Hal senada juga dikemukakan Ketua Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Aceh, Zulfitri yang akrab disapa Joel Bungalaw. “Aceh dengan berbagai keindahan alanya yang tersebar di hampir seluruh negeri sangat membutuhkan hadirnya berbagai sarana pendukung kemajuan pariwisata. Karena itu, keinginan UEA salah satu negara Aran untuk berinvestasi di Tanah Rencong harus disambut dengan tangan terbuka,” kata pengusaha Joel Bungalaw di Lampuuk, Aceh Besar.

Penulis  : M Nasir Yusuf

Berita Terkini

Haba Nanggroe